Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 142
Bandung (KCJB). Jumlah TKA itu sekitar 16,66 persen dari total pekerja proyek mencapai 12
ribu orang. Namun, jumlah TKA China di proyek yang dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia
China (KCIC) itu disebutkan sudah sesuai dengan izin Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing
(RPTKA) yang diajukan ke kementeriannya. Selain itu, penggunaan TKA China juga sudah
terbilang sedikit, di mana rasionya 1:5 terhadap jumlah pekerja lokal di proyek tersebut yang
mencapai 10 ribu orang.
"Sudah sesuai dengan RPTKA pada jabatan dan keahlian tertentu," ujar Ida saat sidak di Tunnel
1 Pembangunan Terowongan KCJB, Senin (27/7).
Kendati begitu, Ida mengaku memang ada TKA yang bekerja di lapangan. Artinya, pemberian
izin penggunaan TKA tidak terbatas pada level direksi dan manajemen saja. Pun begitu, Ida
menegaskan TKA yang bekerja di lapangan memang dibutuhkan. Sebab, ada sejumlah proses
pengerjaan yang membutuhkan keahlian para TKA, khususnya dalam pengoperasian alat berat
dan teknologi lain yang penjelasan di buku panduannya dikuasai oleh TKA.
"Meski ada (TKA) yang di lapangan, tapi itu memang butuh keahlian tertentu karena ini proyek
baru yang pertama kali dikerjakan di Indonesia. Ini semua alat dari China, manual book-nya
juga dari China, yang bisa baca mereka yang selama ini kerjakan proyek di China dan di negara
lain," jelasnya.
Hanya saja, Ida memastikan proses alih pengetahuan (transfer of knowledge) tetap dilakukan,
sehingga ketika izin kerja para TKA habis, dan proyek berjalan, maka pengerjaan akan dilakukan
penuh oleh tenaga kerja lokal. Tak hanya melakukan transfer pengetahuan antar pekerja di
dalam proyek, Ida mengungkapkan rencananya juga ada transfer pengetahuan ke perguruan
tinggi di Indonesia. Saat ini, KCIC tengah berkomunikasi dengan Institut Teknologi Bandung
(ITB) untuk membangun kerja sama tersebut.
"Jadi saya sudah mendapatkan laporan dari Pak Dirut (KCIC), ternyata transfer of knowledge
itu tidak hanya diberikan kepada tenaga kerja yang sekarang mengerjakan proyek ini. Tetapi
juga membuka kesempatan transfer of knowledge dari berbagai perguruan tinggi yang ada di
Indonesia," imbuh dia.
Sekadar informasi, rata-rata para TKA China memiliki durasi kerja selama enam bulan. Di sisi
lain, Ida menyatakan jumlah TKA China di proyek KCJB sebenarnya masih mungkin bertambah
bila ada pengajuan izin RPTKA dari KCIC. Namun demikian, Kemenaker masih akan memastikan
dari sisi kebutuhan dan rasio jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan pekerja lokal.
"Kalau mereka mengajukan, maka tentu akan mengajukan RPTKA-nya ke Kemenaker. Nanti ada
tim pengawas yang memantau, Timkora, Tim Koordinasi Orang Asing, ini yang terus mengawasi
penggunaan TKA, dipastikan sesuai kebutuhan," terang dia.
Selain sidak penggunaan TKA, Ida mengatakan kunjungannya juga dalam rangka melihat
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek tersebut. Menurutnya, hal ini perlu
dipastikan karena pengerjaan proyek menggunakan alat berat dengan teknologi tinggi, sehingga
memiliki risiko pada pekerja.
Kemudian, sidak ini juga bertujuan melihat penerapan prokotol kesehatan nasional di tengah
pandemi virus corona atau covid-19. Sebelumnya, perusahaan sempat menjalankan protokol
berupa penundaan pengerjaan proyek karena TKA tidak bisa masuk ke Indonesia akibat
pandemi.
"Keselamatan kerja itu nomor satu, termasuk bagaimana protokol kesehatan terhadap corona,"
katanya.
141