Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 151
Eko menceritakan, kronologi pemecatan tersebut terjadi pada tanggal 1 Mei. Saat itu,
perusahaan meminta ratusan karyawan yang bekerja di Babyface, Kyukyu, EC Club dan
Goodfelas untuk menandatangani surat perjanjian pemutusan hubungan kerja.
"Saat itu tidak bisa menolak, karena alasannya perusahaan sedang bangkrut karena tidak bisa
operasional akibat pandemi Covid-19," ungkapnya.
Eko juga menyayangkan, sikap perusahaan yang hanya memberikan tali asih berupa 50 persen
dari gaji bulanan yang diterima. Padahal, ia dan beberapa karyawan lainnya telah mengabdikan
dirinya bertahun-tahun disana.
"Cuma diberikan satu juta rupiah saat itu. Meskipun kami ini hanya karyawan kontrak, tapi kami
sudah bekerja lumayan lama, ada yang 6 tahun, 7 tahun, bahkan hingga 8 tahun," keluhnya.
Menurut Eko, pihak perusahaan juga mengingkari perjanjian, akan memperkerjakan ratusan
karyawannya kembali saat situasi mulai normal dan outlet sudah mulai dibuka.
"Ini outlet-outlet sudah dibuka tapi kita nggak dipanggil kerja lagi. Malah, perusahaan bikin
lowongan kerja baru di media sosial yang divisinya itu sama seperti kita dahulu," ceritanya.
Disisi lain, Kepala keasistenan pemeriksaan Ombudsman Jawa Tengah, Sabarudin Hulu
menambahkan, akan mendalami tuntutan mantan karyawan Varuna Jaya tersebut.
"Saat ini kami fokus melakukan verfikasi kelengkapan syarat materiil dan formilnya,"
tambahnya.
Reporter: Intan Alliva Khansa Editor: Bernadetta Febriana.
150