Page 19 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 19

RUU CIPTA KERJA DINILAI JADI JALAN TENGAH KEPENTINGAN INVESTASI,
              UMKM, DAN PEKERJA

              DPR  masih  membahas  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  (RUU  Ciptakerja)  meskipun
              dalam masa reses. Namun, hasil survei yang dilakukan oleh Cyrus Network tentang penilaian
              publik terhadap RUU Cipta Kerja memaparkan bahwa RUU Ciptakerja dianggap bisa menjadi
              jalan tengah antara kepentingan investasi, UMKM dan para pekerja. Hal itu seperti disampaikan
              oleh Riswanda, yang merupakan pemapar dan tim ahli dari rilis survei Cyrus Network.

              "Secara umum, persepsi terhadap RUU Cipta Kerja cukup baik dengan 69% responden setuju
              terhadap  RUU  ini.  Bahkan,  publik  menilai  RUU  Cipta  Kerja  merupakan  jalan  tengah  antara
              kepentingan investasi, UMKM, dan kepentingan pekerja. Hal ini terlihat dari 72% responden
              yang  menilai  RUU  inipro  investasi,  tapi  tidak  serta  merta  mengabaikan  UMKM  karena  67%
              responden juga menilai RUU ini pro terhadap UMKM, dan 64% responden menganggap RUU ini
              pro terhadap pekerja," katai Riswanda di Jakarta, Senin (27/7).

              Survei tersebut juga menunjukan tingkat pengetahuan responden terkait RUU Cipta Kerja yang
              mencapai angka 20,7% dari total seluruh responden. Tercatat, 80% dari responden yang pemah
              mendengar soal pembahasan RUU Cipta Kerja tersebut, merasa memang perlu  ada penciptaan
              lapangan kerja yang seluas-luasnya oleh pemerintah. Bahkan, sebanyak 85% responden sadar
              dan  setuju bahwa  penciptaan  lapangan  kerja perlu  dilakukan  dengan mempermudah  syarat
              masuknya investasi dan pendirian usaha di Indonesia.

              "Sebanyak 84% responden juga mendukung penyederhanaan regulasi yang berbelit-belit dan
              mempersulit investasi. Tercatat, 73% responden juga menganggap tingkat kesulitan memulai
              usaha di Indonesia cukup tinggi," kata Riswanda.

              Hal-hal yang dianggap responden menjadi permasalahan sulitnya investasi dan memulai usaha
              di  Indonesia  antara  lain  adalah  produktifitas  tenaga  kerja  yang  rendah  (60%),  skill  dan
              kemampuan  tenaga  kerja  Indonesia  yang  masih  rendah  (58%),  dan  daya  saing  yang  lebih
              rendah dibanding tenaga kerja asing (57%).

              "Lebih  jauh  lagi,  61%  responden  menilai  bahwa  RUU  Cipta  Kerja  ini  adalah  solusi  untuk
              perbaikan ekonomi pasca krisis yang diakibatkan wabah Covid-19 yang melanda Indonesia,"
              kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Sultan Ageng Tritayasa ini.

              Cyrus Network melaksanakan survei pada tanggal 16-20 Juli 2020. Bisa dikatakan ini adalah
              survei tatap muka pertama yang digelar secara nasional setelah Indonesia diserang pandemi
              Covid-19.  Survei  ini  mencuplik  responden  sebanyak  1,230  orang  dan  tersebar  secara
              proporsional di 34 provinsi di Indonesia.




















                                                           18
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24