Page 254 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 254

neutral - Arkadius Datuak Intan Bano (Ketua Komisi II DPRD Sumbar) Disnakertrans Sumbar
              mencatat  ada  ribuan  pekerja  yang  dirumahkan  dan  di-PHK  akibat  dampak  Covid-19.  Kami
              berharap PHK hendaknya dijadikan opsi terakhir, perusahaan harusnya menerapkan bekerja
              dari rumah bagi karyawan untuk sektor yang memungkinkan

              Ringkasan

              Sejak Januari hingga Juni 2020, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketrans) Sumbar
              menerima  laporan  720  kasus  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  dan  3.000  kasus  pekerja
              dirumahkan. Termasuk di dalamnya kasus yang berkaitan dengan kebijakan di tengah dampak
              Covid-19.  Namun,  angka  riil  diprediksi  lebih tinggi karena  cukup  banyak  pekerja  yang  tidak
              melapor.



              3.720 WARGA SUMBAR KEHILANGAN PEKERJAAN
              PADANG, HALUAN --- Sejak Januari hingga Juni 2020, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
              (Disnaketrans) Sumbar menerima laporan 720 kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan
              3.000 kasus pekerja dirumahkan. Termasuk di dalamnya kasus yang berkaitan dengan kebijakan
              di  tengah  dampak  Covid-19.  Namun,  angka  riil  diprediksi  lebih  tinggi  karena  cukup  banyak
              pekerja yang tidak melapor.

              Kepala Disnakertrans Summbar Nazrizal kepada Haluan mengatakan, sebenarnya ada 12.000-
              an pekerja yang melapor ke kantornya telah terkena PHK atau "dirumahkan" oleh perusahaan
              tempat bekerja. Namun, setelah dilakukan verifikasi atas laporan, hanya 3.720 kasus yang dinilai
              memenuhi syarat pelaporan sehingga layak disebut terkena PHK atau dirumahkan

              "Angkanya kami perkirakan bisa meledak pada periode Jidi dan Agustus 2020 ini. Salah satu
              syarat untuk tercatat adalah menyertakan dokumen terkait yang disetujui pihak perusahaan dan
              pekerja. Minimal, pelapor melampirkan dokumen departed, atau dokumen kesepakatan antara
              pekerja dan perusahaan, yang menjadi bukti klaim bahwa pekerja yang bersangkutan telah di-
              PHK," kata Nazrizal Jumat (24/7).

              Kendati  begitu,  Nasrizal  menambahkan,  jumlah  tersebut  tidak  bisa  menjadi  patokan  angka
              pengangguran  atau  total  pekerja  yang  terdampak  pandemi  Covid-19  di  Sumbar.  Sebab
              bagaimana pun. jumlah itu hanya berdasarkan lapcran yang masuk ke Disnakertrans Sumbar
              dan telah lewat proses verifikasi.

              "Kalau ada yang bilang jumlah pekerja yang terdampak Covid-19 di Sumbar mencapai ratusan
              ribu orang, itu bisa jadi. Toh, tidak tertutup kemungkinan ada pekerja yang terdampak, tapi
              tidak melapor bahwa dirinya terdampak. Kami pikir, itu masuk akal saja," tuturnya lagi.

              Lebih jauh Nazrizal menerangkan, pihaknya telah membagi pekerja yang terdampak Covid-19
              ini ke dalam tiga kategori. Pertama, pekerja yang dirumahkan tanpa dibayar. Kedua, pekerja
              yang dirumahkan dengan mengatur kembali jam kerja. Ketiga, pekerja yang

              dirumahkan dengan bayaran-bayaran tertentu, misalnya dengan membayar separuh gaji dan
              lain sebagainya.
              Ada pun di Sumbar, ucapnya, pekerja yang paling banyak terdampak adalah yang berasal dari
              sektor  pariwisata  dan  sektor-sektor  turunannya  seperti,  penginapan,  kuliner,  transportasi
              wisata, usaha oleh-oleh, dan lain sejenisnya.

              Setidaknya menurut Nazrizal, sekitar 70 persen pekerja yang terdampak Covid-19 berasal dari
              sektor  pariwisata.  Sedangkan  30  persen  sisanya  didominasi  oleh  sektor  perdagangan.

                                                           253
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259