Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 110

neutral  -  Erick  Thohir  (Menteri  Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN))  Kami  terbuka  untuk
              mengembangkan  ekosistem  dengan  pihak  swasta  dan  investor  asing,  seperti  pembicaraan
              tentang baterai kendaraan listrik (EV) dengan perusahaan dari Cina, Jepang, dan Korea Selatan,
              serta  kerja  sama  dengan  perusahaan  dari  AS  tentang  gasifikasi  batubara  untuk  mengurangi
              impor LPG. (Hal itu) dengan mengubah batu bara menjadi dimethyl ether (DME) yang dapat
              menggantikan LPG dan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel dan turbin gas



              Ringkasan

              Proses  legislasi  dalam  penyusunan  UU  Cipta  Kerja  dinilai  praktik  buruk  legislasi  yang  terus
              berulang  setelah  pengesahan  UU  Minerba,  revisi  UU  Komisi  Pemberantasan  'Undak  Pidana
              Korupsi,  dan  revisi  UU  Mahkamah  Konstitusi.  Proses  yang  tidak  transparan  dan  partisipatif
              menjadi warna yang tak dapat dihilangkan. Proses legislasi dilakukan secara tergesa-gesa dan
              abai untuk menghadirkan ruang demokrasi. Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK)
              mengungkapkan  bahwa  pembahasan  materi  RUU  Cipta  Kerja  terus  melaju  tanpa  dapat
              terbendung meskipun gelombang penolakan terus menguat. Praktik buruk legislasi ini bertolak
              belakang dengan tujuan DPR dan Presiden ketika memulai pembahasan RUU Cipta Kerja, yakni
              menata regulasi.



              BURUKNYA PROSES LEGISLASI DI DPR

              JAKARTA, (PR). Proses legislasi dalam penyusunan UU Cipta Kerja dinilai praktik buruk legislasi
              yang terus berulang setelah pengesahan UU Minerba, revisi UU Komisi Pemberantasan 'Undak
              Pidana Korupsi, dan revisi UU Mahkamah Konstitusi. Proses yang tidak transparan dan partisipatif
              menjadi warna yang tak dapat dihilangkan. Proses legislasi dilakukan secara tergesa-gesa dan
              abai untuk menghadirkan ruang demokrasi.
              Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) mengungkapkan bahwa pembahasan materi
              RUU Cipta Kerja terus melaju tanpa dapat terbendung meskipun gelombang penolakan terus
              menguat. Praktik buruk legislasi ini bertolak belakang dengan tujuan DPR dan Presiden ketika
              memulai pembahasan RUU Cipta Kerja, yakni menata regulasi.
              "Sulit berharap lebih banyak pada DPR dan presiden periode saat ini untuk terciptanya proses
              legislasi yang lebih baik. Proses pembentukan UU Cipta Kerja menunjukkan bahwa DPR tidak
              sedang menjalankan secara baik fungsi legislasi yang dimilikinya," demikian pernyataan PSHK
              melalui siaran pers, Selasa (6/10/2020).

              Alih-alih  mengawasi  kebijakan  Presiden  dalam  penanganan  Covid  19,  DPR  malah  mengurusi
              legislasi yang masih dapat ditunda sampai pandemi berlalu dan kemampuan masyarakat untuk
              berpartisipasi dalam pembentukan UU kembali membaik. Proses legislasi pun dilakukan secara
              ter-gesa-gesa dan abai untuk menghadirkan ruang demokrasi.

              Terdapat tiga fakta yang menggambarkan kondisi tersebut. Pertama, pembahasan RUU pada
              masa  reses  dan  di  luar  jam  kerja.  Kedua,  tidak  adanya  draf  RUU  dan  risalah  rapat  yang
              disebarluaskan  kepada  masyarakat  Ketiga,  tidak  adanya  mekanisme  pengambilan  keputusan
              berdasarkan  suara  terbanyak  dalam  rapat  paripurna  untuk  mengesahkan  RUU  Cipta  Kerja
              menjadi UU.

              "Masih  segar  dalam  ingatan  kita,  RUU  Penghapusan  Kekerasan  Seksual  yang  sebetulnya
              mendapat  dorongan  publik  yang  kuat  untuk  segera  diselesaikan,  tetapi  justru  ditunda
              pembahasannya. Selain itu, ada juga berbagai RUU yang pembahasannya teras tertunda dari


                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115