Page 111 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 111

tahun ke tahun yang, apabila dikerjakan dengan metode kerja dalam pembahasan RUU Cipta
              Kerja, bukan tidak mungkin dapat diselesaikan," demikian tertulis di bagian lain rilis tersebut.
              Dalam  catatan  PSHK,  preseden  pembahasan  yang  ugal-ugal-an  sudah  terjadi  sejak  awal
              pembahasan  RUU  Cipta  Kerja,  yaitu  pembentukan  panitia  kerja  pada  rapat  kerja  perdana
              pembahasan. Padahal, kalakian, semua fraksi di DPR belum merampungkan daftar inventaris
              masalah (DIM).

              Pembentukan  Panja  dinilai  terburu-buru  karena  pada  saat  itu  belum  dilakukan  rapat  dengar
              pendapat umum yang seharusnya banyak dilakukan pada tingkat rapat kerja, seturut Pasal 156
              Ayat  (1)  Tatib  DPR.  "Tertutupnya  ruang  demokrasi  dalam  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja
              disebabkan  juga  karena  ruang  partisipasi  yang  minim.  Ruang-ruang  yang  terbuka  hanya
              formalitas tanpa makna."

              Lebih lanjut, ketiadaan draf RUU terbaru yang disebarluaskan menyebabkan adanya berbagai
              substansi RUU Cipta Kerja yang lepas dari pantauan publik. Hal itu ditambah dengan jumlah
              pasal yang banyak dan penulisan RUU Cipta Kerja berformat omnibus sehingga sulit dipahami,
              terutama bagi masyarakat yang tidak terbiasa membaca format peraturan.

              "Keseluruhan penambahan pasal di tengah jalan ini patut mendapat pertanyaan, apa urgensi
              dan bagaimana para pemangku kepentingan terkait memberikan masukan terhadap ketentuan
              ini? Dengan proses pembahasan yang tidak transparan, potensi penambahan atau pengurangan
              pasal dalam RUU Cipta Kerja seperti ini sangat mungkin terjadi tanpa terdeteksi."

              Selain itu, keabsahan pengambilan keputusan dalam sidang paripurna pengesahan RUU Cipta
              Kerja pun patut dipertanyakan. Hal itu merujuk pada kenyataan banyaknya anggota DPR yang
              tidak  hadir,  padahal  agenda  sidang  sangat  penting.  Oleh  karena  itu,  DPR  harus  mampu
              membuktikan  bahwa  sidang  paripurna  sudah  kuorum  untuk  mengambil  keputusan,  yakni
              mengesahkan RUU Cipta Kerja.

              Berdasarkan fakta-fakta tersebut, PSHK mendesak DPR untuk menyebarluaskan seluruh risalah
              dan catatan dari setiap rapat atau sidang yang dilakukan dalam membahas RUU Cipta Kerja.
              DPR pun didesak untuk sesegera mungkin menyebarluaskan draf terakhir RUU Cipta Kerja yang
              disahkan menjadi UU Cipta Kerja. DPR dan presiden diminta untuk mengevaluasi penggunaan
              metode omnibus dalam penyusunan peraturan perundang-undangan ke depan.

              Selain itu, PSHK juga mendesak DPR dan Presiden untuk menghentikan semua agenda legislasi,
              mengingat kegagalan mereka mencipta-kan ruang partisipasi publik yang maksimal di tengah
              pandemi Covid-19.

              Tarik investor

              Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, omnibus law
              Undang-Undang Cipta Kerja memungkinkan lebih banyak proyek investasi asing langsung (FDI)
              masuk ke Indonesia. Menurut Bahlil hal itu akan memberikan lebih banyak kesejahteraan bagi
              pekerja dan masyarakat secara keseluruhan.

              Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau indikator investasi memberikan kontribusi sebesar
              30,61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II-2020. Sementara itu,
              kontribusi konsumsi dalam negeri mencapai 57,85%.

              "Investasi dan konsumsi sangat erat kaitannya. Konsumsi terjadi ketika masyarakat memiliki
              daya  beli  dan  daya  beli  dapat  tercipta  jika  masyarakat  memiliki  kepastian  pendapatan.
              Penghasilan dapat dipastikan jika ada pekerjaan. Di sinilah investasi memegang peran kunci
              dalam menciptakan lapangan kerja," katanya di Jakarta, Selasa (6/10/2020).


                                                           110
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116