Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 151
PEMICU RUSUH DEMO TOLAK UU CIPTA KERJA DI BANDUNG DAN SERANG, MOBIL
DIRUSAK HINGGA POLISI TERLUKA
Unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja berlangsung di beberapa wilayah. Namun, yang berakhir
dengan kerusuhan ada di dua wilayah, yakni Bandung dan Serang. Di Bandung, demo menolak
UU Cipta Kerja terjadi di depan Gedung DPRD Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Bandung, Selasa
(6/10/2020).
Kerusuhan mulai terjadi menjelang petang. Berawal saat demonstran berupaya menjebol pagar
masuk Gedung DPRD Jabar. Aparat kepolisian kemudian menghadang. Aksi saling dorong tak
terhindarkan. Terjadi pula aksi pelemparan yang dilakukan massa ke arah petugas.
Bahkan, video perusakan mobil polisi oleh massa tersebut menjadi viral di media sosial.
Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan pelemparan kepada aparat
kepolisian dan upaya massa memaksa masuk ke Gedung DPRD Jabar menjadi pemicu kerusuhan.
"Pemicunya dari mereka sendiri, mereka melakukan pelemparan dan berupaya memancing
petugas untuk melakukan kekerasan. Tetapi anggota tidak terpancing, dengan SOP 1, 2, 3,
akhirnya kita bisa membuat mereka mundur," kata Ulung.
Ulung memastikan bahwa kericuhan yang terjadi bukan dilakukan oleh mahasiswa atau buruh.
Tetapi, kerusuhan ini dilakukan kelompok lain yang datang menjelang sore hari. "Buruh dan
mahasiswa sudah selesai, ada lagi dari kelompok lain di luar mahasiswa. Mereka melakukan
tindakan anarkis kepada anggota dan bisa kita pukul keluar," kata Ulung.
Ulung mengatakan, saat ini polisi menangkap 10 orang pasca kerusuhan. Mereka ditangkap oleh
jajaran Tim Prabu dan Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung. "Kita akan lakukan
pemeriksaan terhadap mereka dan dari kelompok mana mereka berasal," ujar Ulung.
Mahasiswa lempar batu Sementara di Kota Serang, Banten, unjuk rasa mahasiswa menolak UU
Cipta Kerja digelar di depan Kampus Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin, Selasa
(6/10/2020).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kericuhan diawali saat pihak kepolisian meminta mahasiswa
membubarkan diri. Sebab, unjuk rasa sudah melewati batas waktu aksi yang sudah ditetapkan.
Namun, mahasiswa tidak mengindahkan permintaan polisi.
Polisi akhirnya memutuskan untuk memukul mundur paksa. Selanjutnya, terjadi perlawanan dari
mahasiswa. Mereka melemparkan batu dan kembang api ke arah polisi. Polisi kemudian
melakukan tindakan tegas dengan menembakan gas air mata ke arah mahasiswa.
Mahasiswa kemudian masuk ke dalam Kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten. Sejumlah
mahasiswa yang diduga menjadi provokator diamankan oleh polisi. Akibat kejadian ini, sejumlah
polisi mengalami luka-luka karena terkena lemparan batu.
Satu di antaranya adalah Kepala Biro Operasional Polda Banten Kombes Amiludin Roemtaat yang
mengalami luka di bagian dahi. "Biasa kena batu dari arah kampus, ini," kata Roemtaat sambil
menunjukkan bekas luka kepada wartawan.
"Tadi kita amankan beberapa orang, jangan dipukul, malah saya dilempar," tambah Roemtaat.
Sebelumnya, para mahasiswa berorasi menyuarakan tuntutan secara bergantian. Aksi bakar ban
terjadi hingga pihak kepolisan memutuskan untuk menutup arus lalu lintas.
Salah satu koordinator aksi Arman mengatakan, omnibus law UU Cipta Kerja yang sudah
disahkan oleh DPR harus dibatalkan, karena tidak pro kepada para buruh. "Tentunya omnibus
150