Page 297 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 297

“Sadis ya. Paripurna jam 13.30 WIB, baru dikirim jam 14.00 WIB,” katanya sembari membagikan
              salinan  surat  Sekretariat  DPR  terkait  dengan  permintaan  nama  juru  bicara  fraksi pada  rapat
              paripurna 5 Oktober.

              Salinan surat pertama yang dibagikan adalah permintaan juru bicara fraksi untuk memberikan
              pendapat terkait dengan Rancangan Undang-Undang tentang Praktik Psikologi.

              Dalam salinan surat pertama itu, jadwal rapat paripurna akan digelar pada Senin (5/10) pukul
              13.30 WIB. Masing-masing fraksi sudah harus menyerahkan daftar juru bicara pukul 12.30 WIB.

              Berselang 1 jam, salinan surat kedua dibagikan staf fraksi itu. Kali ini berupa undangan rapat
              paripurna DPR.

              Ada tujuh mata acara dalam agenda undangan rapat paripurna itu. Selain pendapat fraksi soal
              RUU Praktik Psikologi, ada pula pertimbangan DPR untuk memberikan kewarganegaraan kepada
              empat orang calon warga negara Indonesia (WNI).

              Agenda lain berupa laporan Komisi VIII tentang pertimbangan calon anggota Badan Amil Zakat
              Nasional dari unsur masyarakat dan selanjutnya pengambilan keputusan RUU Cipta Kerja.

              Dalam  agenda  undangan,  rapat  yang  sedianya  dimulai  pada  pukul  13.30  Wib,  baru  bisa
              diselenggarakan pukul 15.00 Wib.

              Jika merujuk pada pengantar surat, keputusan rapat paripurna Senin lalu itu memang diambil
              secara mendadak.

              Rapat paripurna mengacu pada perubahan ketiga acara rapat DPR masa persidangan I tahun
              sidang 2020 - 2021 yang diputuskan dalam rapat konsultasi pengganti rapat Badan Musyawarah
              (Bamus) DPR pada hari yang sama.

              Kalau  dalam  2  bulan  terakhir  rapat  paripurna  digelar  setiap  2  pekan  sekali  pada  Selasa,
              keputusan  menggelar  rapat  pada  Senin  memang  di  luar  kebiasaan.  Kendati,  sejak  periode
              sebelumnya, rapat paripurna bisa digelar sewaktu-waktu apabila dirasa mendesak.

              Rapat  paripurna  DPR  pada  Senin  tentu  juga  bukan  tanpa  pertimbangan.  DPR  pasti  sudah
              mendengar penolakan kuat dari sejumlah kelompok pekerja dan buruh atas rencana pengesahan
              RUU Cipta Kerja.
              Apalagi, buruh dan pekerja menyerukan untuk menggelar aksi mogok kerja nasional dan aksi
              turun jalan pada 6 - 8 Oktober 2020.

              Menghindari potensi itu di tengah pandemi Covid-19, DPR memilih menggelar agenda pada Senin
              dan menetapkan masa reses 6 Oktober - 8 November 2020.

              Di arena gedung Nusantara II tempat digelarnya sidang paripurna, hujan interupsi dan saling
              adu pendapat memang hanya muncul di mata acara pengesahan RUU Cipta Kerja.

              Partai Demokrat menjadi fraksi yang ngotot agar RUU itu ditunda pengesahannya. Bahkan, partai
              yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono itu mengusulkan dilakukan pemungutan suara atau
              voting pengesahan RUU Cipta Kerja itu.
              Mencermati dinamika yang terjadi, Partai Demokrat memilih keluar dari forum sidang (walk out)
              sesaat sebelum wakil pemerintah menyampaikan pandangan.

              Selain Demokrat, partai lain yang menolak pengesahan RUU Cipta Kerja adalah Fraksi Partai
              Keadilan Sejahtera. Adapun Partai Amanat Nasional menerima dengan catatan.


                                                           296
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302