Page 322 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 322

Menurutnya  UU  Cipta  Kerja  baru  disahkan  karena  itu  semua  pihak  lebih  bijak  menunggu
              implementasi  karena  saat  ini  belum  bisa  menakar  apakah  UU  ini  berhasil  memperbaiki
              pertumbuhan ekonomi atau malah gagal.

              "Saran saya terima dulu, kemudian evaluasi, dalam setahun dua tahun, apakah pelaksanaannya
              mensejahterakan semua orang? Mengadilkan ekonomi? Kalau kurang kita revisi, kita evaluasi,
              kalau baik kita teruskan," paparnya.

              Di Kabupaten Cirebon, massa Serikat Pekerja Nasional (SPN) menyuarakan penolakan UU Cipta
              Kerja melalui aksi demo ke Kantor DPRD Kabupaten Cirebon, Selasa (6/10).

              Massa  buruh  berbaju  putih  biru  muda  tersebut,  menuntut  pihak  DPRD  Kabupaten  untuk
              menyampaikan  aspirasi  penolakan  merea  kepada  DPR,  karena  UU  Cipta  Kerja  dianggap
              merugikan para buruh.

              Koordinator aksi SPN Kabupaten Cirebon, Asep Sobarudin, mengatakan, aturan tersebut diduga
              merupakan salah satu pesanan dari para pengusaha untuk disegera disahkan oleh DPR.

              "Kami menduga ada titipan dari para kaum kapitalis dengan dalih memerdekakan buruh, namun
              nyatanya berbalik," kata Asep.

              Asep mengatakan, salah satu poin yang memberatkan dalam aturan tersebut yakni membuka
              lembaga outsourcing untuk mempekerjakan berbagai tugas, termasuk pekerja lepas, dan pekerja
              penuh waktu.
              Menurut Asep, para buruh terancam menjadi pekerja kontrak selamanya dan akan kehilangan
              jaminan  di  masa  tua,  lantaran  dicabut  aturan  kalau  pengusaha  wajib  memberikan  program
              jaminan setelah pensiun.

              "Lebih parahnya, kami terancam kehilangan pekerjaan," katanya.

              DPR RI dan pemerintah telah menyepakati RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja. Keputusan
              tersebut dilakukan pada Senin (5/10/2020) dan disaksikan secara virtual melalui kanal YouTlibe.

              Sebanyak tujuh fraksi menyetujui Omnibus Law RUU Cipta Kerja menjadi UU. Fraksi tersebut di
              antaranya, (PDI) Perjuangan, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerindra, Partai Nasional
              Demokrat  (NasDem),  Partai  Kebangkitan  Bangsa  (PKB),  Partai  Amanat  Nasional  (PAN),  dan
              Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

              Sedangkan  dua  fraksi  lainnya,  yakni  Partai  Demokrat  dan  Partai  Keadilan  Sejahtera  (PKS)
              menolak RUU tersebut dengan pemilih walk

              OUt. (K57, K45)

              Redaksi
              bandung@bisnis.com















                                                           321
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327