Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 40

Ringkasan

              Disahkannya RUU Omnibus Law Qpta Kerja menjadi undang-undang terus mendapat penolakan
              di  seluruh  Indonesia.  Tidak  terkecuali  di  Kota  Makassar.  Gelombang  unjuk  rasa  terjadi  di
              beberapa titik dari siang hingga malam hari. Di antaranya yang terjadi di de-pan gedung DPRD
              Sulsel, depan kampus IIUIN Alauddin Makassar, dan depan kampus UML



              DESAKAN PENCABUTAN MULAI MELUAS
              MAKASSAR, FAJAR --- Disahkannya RUU Omnibus Law Qpta Kerja menjadi undang-undang terus
              mendapat penolakan di seluruh Indonesia. Tidak terkecuali di Kota Makassar. Gelombang unjuk
              rasa terjadi di beberapa titik dari siang hingga malam hari. Di antaranya yang terjadi di de-pan
              gedung DPRD Sulsel, depan kampus IIUIN Alauddin Makassar, dan depan kampus UML
              Bahkan  aksi  demo  yang  terjadi  didepan  kampus  UMI  menyebabkan  kemacetan  yang  cukup
              panjang karena blokade dan bakar ban. Baik dari arah Tamalanrea maupun dari arah Urip So-
              moharjo.

              Humas Front Perjuangan Rakyat (FPR) Sulsel, Angga mengatakan, disahkannya undang-undang
              tersebut sama saj a merenggut hak para buruh. DPRRIyangme-ngesahkan itu dinilai menutup
              mata terhadap aspirasi rakyat dan j utaan buruh yang ada di Indonesia.

              "Kami minta undang-undang omnibus law dicabut. Karena hanya akan menyengsarakan buruh,
              " tegasnya saat ditemui di sela-sela aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sulsel, kemarin.

              Ia menjelaskan, omnibus law ini akan mengurangi kesejahteraan para buruh. Di mana upah
              minimum      kabupaten    dan     kota    (UMK)     ditiadakan   dandisatukan     ke    upah
              minimumprovinsi(UMP)se-hinggahal itudinilaimereng-gut hak otonomi daerah.

              Tidak sampai di situ, para buruh juga tidak diberi batas waktu dalam hal ini perusahaan bebas
              tidak menaikkan status tenaga outsour-cingmenjadi karyawan karena tidak ada Perjanjian Kerja
              Antar  Waktu  (PKWT).  Serta  tidak  ada  hak  buruh  perempuan  dalam  hal  ini  cuti  haid  dan
              melahirkan.

              "PHK dipermudah dan cuti haid tidak lagi diatur padahal itu hak buruh perempuan," jelasnya.
              Ketua BEM Unhas, Abdul Fatir Kasim mengatakan hasil kajian pihaknya menolak keseluruhan
              RUU  Cipta  Kerja,  mengecam  pemerintahy  ang  tidakpatuh  terhadap  UU  No.  12  tahun  2011
              tentang pembentukan peraturan perundang-undangan.

              Tindakan pemerintah, menurutnya, telah mengkhi-anati semangat otonomi daerah yang menjadi
              cita-cita  reformasi.  Selain  itu,  pihaknya  juga  mengecam  pemerintah  karena  tidak  mematuhi
              putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final dan mengikat.

              "Aksi unj ukrasa dilakukan bukan atas nama kampus. Aliansi mahasiswa. Demo akan dilakukan
              hingga 8 Oktober. Tempat pastinya belum ditentukan.


              Intinya kami menolak dan mendesak mencabut Omnibus Law Ciptaker yang menyengsarakan
              rakyat. Kami akan berjuangterus," akunya.

              Koordinator Wilayah Sulsel Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KS-BSI), Andi Mallanti
              mengatakan untuk aksi demo tanggal 6 0ktober serikat buruh tetap turun. Namun tidakmak-
              simal. "Pasti besok (hari ini) hingga tanggal 8 Oktober ada aksi. Dilihat saja. Prediksinya banyak
              turun pada 8 Oktober," tambahnya.


                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45