Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 50

DEMOKRAT PATI TOLAK PENGESAHAN RUU CIPTA KERJA

              PATI - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat DPRD Pati menyatakan dukungannya
              terhadap langkah Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI yang menolak omnibus law Rancangan
              Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja. Penolakan serupa disampaikan DPC Partai Demokrat melalui
              fraksinya dalam rapat paripurna DPRD Pati dengan agenda pandangan umum fraksi terhadap
              Raperda APBD Kabupaten Pati Tahun Anggaran 2021, Selasa (6/10).

              "Demokrat dari pusat hingga daerah menolak pengesahan RUU Cipta Kerja karena berpotensi
              merenggut hak-hak buruh. Justru yang lebih diuntungkan investasi asing," ujar Ketua DPC Partai
              Demokrat Pati Joni Kurnianto di kantor partainya seusai mengikuti rapat paripurna di DPRD.

              Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya menilai dalam RUU Cipta Kerja yang disahkan DPR RI,
              Senin (5/10) membuka keran investasi asing. Jika investor asing membanjiri negeri ini maka
              warga lokal akan tergusur. "Investor dan pembangunan itu perlu, tetapi harus memerhatikan
              kesejahteraan masyarakat. Kalau lebih menguntungkan warga asing, itu tidak tepat," tandasnya.
              Pria yang juga Wakil Ketua I DPRD Pati itu mengemukakan, UU Cipta Kerja merupakan produk
              hukum yang cacat substansi dan prosedur. Mengingat, proses pembahasannya, terutama yang
              menyangkut hal krusial tidak berlangsung transparan dan akuntabel.

              "Keterlibatan masyarakat, pekerja, dan jaringan civil society dalam proses itu sangat minim. Ini
              tidak dapat dibenarkan sehingga patut ditolak pengesahannya," lanjutnya.

              Kondisi  demikian,  menurutnya  justru  menggeser  semangat  Pancasila  terutama  sila  kelima.
              Karena keadilan sosial lebih diarahkan pada ekonomi yang terlalu kapitalistik dan neo liberalistik.

              "Patut  dipertanyakan  UU  Cipta  Kerja  untuk  kepentingan  siapa?  negara  yang  mana?  DPR
              seharusnya  mendengarkan  masukan  masyarakat,  terutama  dua  ormas  besar,  NU  dan
              Muhammadiyah. Kedua ormas itu mendatangi langsung DPRD tetapi tidak ditanggapi," sesalnya.

              Demokrat  berharap,  UU  Cipta  Kerja  dapat  ditinjau  ulang  pengesahannya  untuk  dilakukan
              pencermatan  lebih  mendalam,  khususnya  yang  menyangkut  kepentingan  masyarakat  luas.
              Politisi  Partai  Demokrat  Kartina  Sukawati  menyatakan,  seharusnya  negara  saat  ini  lebih
              konsentrasi pada penanganan pandemi Covid-19. "Saat ini belum waktunya pengesahan RUU
              Cipta  Kerja.  Karena  Indonesia  masih  disibukkan  dengan  penanganan  Covid-19  yang  belum
              tuntas," katanya.



























                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55