Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 76

Judul               Menata Titik Keseimbangan Baru
                Nama Media          Fajar
                Newstrend           Omnibus Law
                Halaman/URL         Pg6
                Jurnalis            Tajuk
                Tanggal             2020-10-07 06:14:00
                Ukuran              160x65mmk
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 27.200.000

                News Value          Rp 81.600.000
                Kategori            Dirjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif




              Ringkasan
              Omnibus Law Cipta Kerja sudah disahkan menjadi Undang-Undang. Sisa penomorannya saja
              sebelum  diberlakukan.  Payung  hukum  dengan  banyak  undang-undang  ini  sebenarnya  cukup
              baik. Bisa mendongkrak ekonomi. Akan tetapi, proses yang berjalan dalam penyusunannya tidak
              mencerminkan aspirasi rakyat.



              MENATA TITIK KESEIMBANGAN BARU

              Omnibus Law Cipta Kerja sudah disahkan menjadi Undang-Undang. Sisa penomorannya saja
              sebelum  diberlakukan.  Payung  hukum  dengan  banyak  undang-undang  ini  sebenarnya  cukup
              baik. Bisa mendongkrak ekonomi. Akan tetapi, proses yang berjalan dalam penyusunannya tidak
              mencerminkan aspirasi rakyat.

              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah sudah menulis surat. Surat terbuka untuk para buruh.
              Politikus  Partai  Kebangkitan  Bangsa  (PKB)  ini  menegaskan  sudah  berupaya  mencari  titik
              keseimbangan. Keseimbangan dalam hal melindungi pekerja dan kesempatan bagi mereka yang
              menganggur.

              Pernyataan ini sekaligus menjadi celah. Contohnya tenaga kerja asing. Target lapangan kerja
              yang  akan  dibuka  seluas-luasnya  nanti,  pastinya  belum  tentu  menyerap  pekerja  lokal
              (pengangguran). Bisa saja, lapangan kerja itu khusus bagi para tenaga kerja asing itu.

              Karena  itu,  sejak  awal  pembahasannya,  eksekutif  dan  legislatif  harus  menyerap  aspirasi
              masyarakat. Pelibatannya harus maksimal. Bukan menjadi alat legitimasi produk hukum yang
              akan dikeluarkan. Mengapa? Karena kehadirannya dianggap sebagai pelengkap saja. Suaranya
              tetap tidak direken. Sekadar saran. Bisa diterima, bisa juga ditolak Alasan lainnya, dikarenakan
              asosiasi  pengusaha  yang  terlibat  dianggap  tidak  berpihak  pada  rakyat  dan  mengabaikan
              semangat yang diamanatkan Presiden, Joko Widodo.

              Intinya, tidak memunculkan titik keseimbangan seperti yang diharapkan. Masih berat sebelah.
              Dianggap  menguntungkan  para  kapitalis.  Padahal,  produk  hukum  yang  diterbitkan  haruslah
              mengedepankan asas keadilan. Bukan mengekang. Apalagi mengebiri hak-hak rakyat.


                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81