Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 91
Dalam surat terbuka yang diunggah akun Kemnaker, @kemnaker, Ida Fauziyah menyebutkan
jika dirinya sudah menerima dan memahami apa yang diutarakan para buruh. Ia pun
mengatakan jika aspirasi para buruh sudah disertakan menjadi bagian dari RUU Cipta Kerja,
yang kemudian disahkan oleh DPR menjadi UU.
UU Cipta Kerja: Diusulkan Jokowi, Dikerjakan Senyap oleh DPR, dan Ditolak oleh Kelompok
Pekerja Ini 5 UU Kontroversial di Era Jokowi Selain UU Cipta Kerja "Sejak awal 2020, kita telah
mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun
secara informal." "Aspirasi kalian sudah Kami dengar, sudah Kami pahami. Sedapat mungkin
aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian dari RUU ini." "Pada saat yang sama, kami juga
menerima aspirasi dari berbagai kalangan," tulis Ida dalam surat terbuka tersebut.
Lanjut Ida, ia mengaku jika sudah berupaya untuk mencari titik keseimbangan dalam RUU Cipta
Kerja tersebut. Keseimbangan yang dimaksud Ida ini, yaitu antara melindungi yang telah bekerja
dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur.
Tanggapi Aksi Buruh Mogok Kerja, Menaker Ida: Pertimbangkan Ulang, Ada Unsur Liberalisme
dalam Sistem Ketenagakerjaan yang Tercantum dalam UU Cipta Kerja "Saya berupaya mencari
titik keseimbangan." "Antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada
jutaan orang yang masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan," sebut
Ida.
Meski tidak mudah, kata Ida, dirinya memperjuangkan hal tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dengan tegas, Ida mengatakan jika hatinya berrsama para pekerja dan orang-orang yang masih
menganggur. Meskipun, lanjut Ida, para pekerja dan pengangguran merasa kecewa atau belum
puas dengan disahkannya UU Cipta Kerja.
Partai Demokrat Tolak UU Cipta Kerja, AHY Minta Maaf Tak Cukup Suara Perjuangkan
Kepentingan Rakyat Perbandingan UU Cipta Kerja yang Baru DIsahkan dengan UU
Ketenagakerjaan yang Lama Terkait rencana mogok nasional, Ida meminta agar para buruh
memikirkan kembali karena situasi tidak memungkinkan untuk turun ke jalan.
Sebab, saat ini Indonesia tengah dilanda wabah Covid-19 yang tidak memungkinkan para buruh
untuk turun ke jalan. Ida pun meminta para buruh untuk membaca secara seksama RUU Cipta
Kerja. Menurut Ida, dalam RUU Cipta Kerja ini, banyak aspirasi para buruh yang telah diakomodir,
seperti PKWT, outsourcing, dan syarat PHK yang masuk dalam UU lama.
Lanjutnya, Ida menyatakan bahwa soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK.
Berikut isi lengkap surat terbuka Menaker Ida Fauziyah : Kepada teman-teman serikat
pekerja/serikat buruh "Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik
secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal. Aspirasi kalian sudah kami
dengar, sudah kami pahami.
Sedapat mungkin aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian dari RUU ini. Pada saat yang sama
kami juga menerima aspirasi dari berbagai kalangan. "Saya berupaya mencari titik keseimbangan
antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang
masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan.”
Tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan dengan sebaik-baiknya. "Saya paham ada di
antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan mengerti. Ingatlah,
hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur.”
Terkait rencana mogok nasional, saya meminta agar dipikirkan lagi dengan tenang karena situasi
jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. Pandemi covid masih tinggi,
masih belum ada vaksinnya."
90