Page 146 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 146

BANTUAN SOSIAL UPAH UNTUK 63.825 PEKERJA KOTA MALANG MASIH ZONK

              Target penyaluran Bantuan Sosial Upah (BSU) untuk pekerja di Kota Malang tak sesuai target.
              Jika  sebelumnya  pencairan  dituntaskan  akhir  September,  hingga  saat  ini  masih  ada  ribuan
              pekerja yang belum menerima haknya.

              Kepala BPJS Ketenagakerjaan (naker) Cabang Malang Imam Santoso mengatakan, pencairan
              BSU memang tidak sesuai target yang direncanakan. “Penyebabnya karena masih banyaknya
              kendala,” ungkapnya.

              Sebenarnya, dia menegaskan, data pengajuan dari BPJS Naker sudah tidak ada masalah. Hanya,
              kendalanya  pada  teknis  pencairan  dari  perbankan.  “Kami  sudah  koordinasikan,  itu  soal  ada
              penerima yang belum punya rekening, jadi masih proses pembuatan,” tambahnya.

              Karena dinilai molor, dia mengaku, sebagian pekerja banyak yang mengadukan keterlambatan
              pencairan itu. Paling tidak, dalam per harinya antara 30 sampai 50 orang. “Tapi kami jelaskan
              secara  detail  pada  mereka,  kalau  itu  sudah  kewenangan  pemerintah,  akhirnya  mereka  bisa
              paham,” paparnya.

              BPJS Ketenagakerjaan juga memastikan kepada pekerja bahwa mereka yang berhak menerima
              BSU akan tetap bisa mendapatkan haknya. Hanya, memang secara bertahap. “Karen kami sudah
              mengajukan data pekerja yang memenuhi syarat,” tegasnya.

              Untuk diketahui, Imam menyebutkan, di Kota Malang ada 146.198 pekerja yang diajukan sebagai
              calon  penerima  BSU.  Namun,  yang  lolos  verifikasi  Kementerian  Tenaga  Kerja  hanya  85.627
              orang.  Namun,  dari  angka  tersebut,  setelah  dilakukan  verifikasi  ulang,  ada  257  orang  yang
              pernah  menerima  bansos  dari  tempat  lain.  “Jadi  mereka  ini  tidak  bisa  dapat  BSU,  karena
              syaratnya belum pernah menerima bansos dari tempat lain,” ungkapnya.

              Sehingga,  dia  melanjutkan,  pekerja  di  Kota  Malang  yang  benar-benar  terverifikasi  berhak
              menerima BSU adalah 85.370 orang. Dari total itu, dia menyebutkan, sebanyak 21.545 orang
              telah menerima haknya. Sehingga, bila akumulasi, total yang BSU belum dicairkan sebanyak
              63.825  pekerja.  Artinya,  masih  ada  dana  sebanyak  Rp  63,8  miliar  lebih  yang  masih  belum
              dicairkan kepada pekerja alias masih ngendon.

              Seperti diketahui, bantuan pemerintah berupa subsidi gaji atau upah bagi pekerja atau buruh
              bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi pekerja
              atau  buruh  dalam  penanganan  dampak  Corona  Virus  Disease  2019  (Covid-19).  Penyaluran
              bantuan  subsidi  tahun  ini  sebesar  Rp  500.000  per  bulan  selama  dua  bulan  yang  diberikan
              sekaligus sebesar Rp 1.000.000.

              Namun, dia menyampaikan, pekerja tidak perlu khawatir untuk BSU yang belum cair itu. Sebab,
              pemerintah  mengupayakan  menuntaskan  pencairan  itu  dalam  waktu  dekat.  Artinya,  dana
              tersebut belum secara merata di transfer ke rekening pekerja. Lantaran, pihaknya selama ini
              sudah menjalankan tugas sesuai prosedur. Termasuk, memverifikasi persyaratan perusahaan
              yang mengajukan BSU tersebut.

              Seperti diketahui, beberapa persyaratan itu di antaranya, perusahaan harus tertib administrasi.
              “Yang paling umum dilihat dari tertibnya membayar iuran,” ungkapnya.
              Selain itu, harus sesuai dengan prosedur. Misalnya, perusahaan hanya mendaftarkan pekerja
              yang memiliki gaji di bawah Rp. 3,5 juta. Sementara syarat lainnya, pekerja bekerja di wilayah
              PPKM Level 3 dan Level 4 yang ditetapkan pemerintah. Namun, diutamakan yang bekerja pada
              sektor  industri  barang  konsumsi,  transportasi,  aneka  industri,  properti  dan  real  estate,
              perdagangan dan jasa. (ulf/nay/rmc)

                                                           145
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151