Page 40 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 40

Ringkasan

              Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan komitmennya untuk
              meratifikasi Konvensi International Labour Organization (ILO) No 188 tentang Pekerjaan Dalam
              Penangkapan  Ikan  (Work  in  Fishing  Convention).  Ratifikasi  ini  diperlukan  sebagai  upaya
              peningkatan pelindungan Awak Kapal Perikanan Indonesia (AKPI) di dalam dan di luar negeri.



              PERKUAT PERLINDUNGAN AWAK KAPAL PERIKANAN, INDONESIA BERSIAP
              RATIFIKASI KONVENSI ILO

              Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan komitmennya untuk
              meratifikasi Konvensi International Labour Organization (ILO) No 188 tentang Pekerjaan Dalam
              Penangkapan  Ikan  (Work  in  Fishing  Convention).  Ratifikasi  ini  diperlukan  sebagai  upaya
              peningkatan pelindungan Awak Kapal Perikanan Indonesia (AKPI) di dalam dan di luar negeri.

              Menurut  Sekjen  Kemnaker,  Anwar  Sanusi,  Konvensi  ILO  No  188  merupakan  standar
              ketenagakerjaan internasional yang ditujukan untuk memastikan para pekerja yang bekerja di
              atas kapal perikanan memiliki kondisi kerja yang layak, khususnya terkait syarat dan kondisi
              kerja, akomodasi dan makanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), layanan kesehatan, dan
              jaminan sosial.

              "Pertemuan  pada  hari  ini  merupakan  rapat  konsolidasi  internal  Kemnaker  dalam  rangka
              menyikapi  perlu  tidaknya  Pemerintah  Indonesia  meratifikasi  Konvensi  ILO  Nomor  188,"  ujar
              Anwar Sanusi saat memimpin rapat pembahasan Konvensi ILO 188 secara virtual, pada Senin
              (4/10/2021).

              Anwar  Sanusi  mengatakan,  pentingnya  perlindungan  bagi  awak  kapai  perikanan  melalui
              mekanisme  penguatan  kerangka  hukum  nasional  maupun  dengan  meratifikasi/mengadopsi
              ketentuan  internasional,  antara  lain  Port  State  Measures  Agreement  (PSMA);  International
              Convention  on  Standards  of  Training,  Certification  and  Watchkeeping  for  Fishing  Vessel
              Personnel  (STCWF);  Cape  Town  Agreement  on  Safety  of  Fishing  Vessel  (CTA);  dan  ILO
              Convention No 188 on Work in Fishing.

              Wacana ratifikasi, lanjut Anwar Sanusi, juga dilatarbelakangi adanya beberapa permasalahan
              yang dihadapi oleh pekerja yang bekerja di sektor penangkapan ikan. Yakni tindakan kerja paksa
              atau perbudakan, dan adanya beberapa kasus ketenagakerjaan yang menimpa AKPI.

              "Sejak diadopsi pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2020, Konvensi ILO Nomor 188 termasuk
              salah satu Konvensi ILO yang tingkat ratifikasinya sangat rendah," katanya.

              Berdasarkan data yang ada, hingga saat ini baru 19 negara Anggota ILO yang telah meratifikasi
              Konvensi ILO No 188. Namun, lanjut Anwar Sanusi, ke-19 negara tersebut bukan merupakan
              negara  tujuan  penempatan  AKPI.  Sehingga  ratifikasi  Konvensi  ILO  No  188  oleh  Pemerintah
              Indonesia tidak akan memberikan dampak signifikan dalam pelindungan APKI.

              "Hal ini dikarenakan ratifikasi Konvensi oleh satu negara hanya berlaku bagi negara tersebut,"
              ujarnya.

              Ke-19 negara telah meratifikasi Konvensi ILO tahun 2007 itu yakni Angola, Argentina, Bosnia
              and  Herzegovina,  Congo,  Estonia,  Prancis,  Lithuania,  Maroko,  Namibia,  Norwegia,  Senegal,
              Afrika Selatan, Thailand, dan Britania Raya.





                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45