Page 51 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 51

Anwar  menerangkan  ke-19  negara  telah  meratifikasi  Konvensi  ILO  tahun  2007  antara  lain
              Angola, Argentina, Bosnia and Herzegovina, Congo, Estonia, Prancis, Lithuania, Maroko, Namibia,
              Norwegia, Senegal, Afrika Selatan, Thailand, dan Britania Raya.

              "Terdapat beberapa negara yang masih berstatus not in force seperti Belanda, Polandia, dan
              Portugal yang akan dimulai pada tahun 2020, serta Denmark yang akan dimulai tahun 2021.
              Ditambah lagi satu negara belum entry into force," paparnya.

              Ia  menambahkan  dalam  tataran  regulasi  nasional,  pengaturan  bagi  awak  kapal  perikanan
              sebagian telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Sementara itu, untuk
              awak  kapal  perikanan  migran,  telah  disusun  Rencana  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  tentang
              Penempatan dan Pelindungan Awak Kapal Niaga Migran dan Awak Kapal Perikanan Migran. Hal
              ini  sesuai  dengan  amanat  dalam  Pasal  64  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

              "Posisi akhir RPP dimaksud telah disampaikan kepada Sekretaris Negara untuk penetapan oleh
              Presiden tanggal 20 Mei 2020. Dalam beberapa kali, Kemnaker kembali menyampaikan sikap
              belum  berencana  meratifıkasi  Konvensi  ILO  tersebut,  hal  ini  dikarenakan  adanya  beberapa
              pertimbangan seperti tersebut di atas," terangnya.

              Menurutnya,  proses  ratifikasi  konvensi  internasional  harus  memperhatikan  kesiapan  teknis,
              regulasi  dan  kewajiban  pascaratifikasi.  Sebab  negara  anggota  yang  meratifikasi  konvensi
              memiliki konsekuensi untuk menindaklanjutinya ke dalam regulasi nasional yang sejalan dengan
              substansi konvensi yang diratifikasi, penerapan implementasi, pengawasan, dan pelaporannya.

              Lebih lanjut ia mengatakan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sejalan dengan strategi
              diplomasi Indonesia di tatanan multilateral. Ia mengungkapkan Indonesia senantiasa mendorong
              ratifikasi  dan  implementasi  instrumen  hukum  internasional  terkait  mobilitas  tenaga  kerja
              internasional dan hak-hak pekerja migran.

              "Untuk  tujuan  tersebut,  diperlukan  sinergitas,  regulasi  antar  Kementerian  terkait,  penguatan
              aspek regulasi agar patuh terhadap konvensi. Termasuk koordinasi lintas sektoral dan penguatan
              kerangka hukum nasional harus dikedepankan sebagai upaya dalam mengatur dan memberikan
              perlindungan bagi awak kapal perikanan," pungkasnya.































                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56