Page 59 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 59
Dia mengungkapkan, rasio klaim program tersebut JKM sebelum adanya rekomposisi tercatat di
level 88,27%. Simulasi rekomposisi iuran yang dilakukan pun membuahkan hasil yang berbeda
jika iuran JKM sebesar 0,3% disisihkan sebesar 0,1% sebagai iuran JKP.
"Maka rasio klaim JKP akan naik sampai dengan 107,84%. Nah ini sudah ada beberapa hal yang
dikomunikasikan dengan kementerian/lembaga, DJSN, Kementerian Ketenagakerjaan, dan
Kementerian Keuangan untuk melihat dan memastikan bahwa pelaksanaan program JKP dan
program lainnya itu bisa dijalankan secara sustainable," jelas Pramudya.
Tren Pembayaran Manfaat Sementara itu, Pramudya turut memapakan perkembangan
pembayaran manfaat dari Program Jaminan Pensiun (JP). Hingga Agustus 2021 BP Jamsostek
sudah memberi manfaat kepada 95,5 ribu penerima manfaat JP senilai Rp 484,67 miliar. Dari
penerima manfaat itu paling besar adalah penerima manfaat yang dibayarkan sekaligus,
khususnya yang sudah memasuki masa pensiun.
Kemudian, dari total 22 ribu penerima manfaat karena sebab meninggal, ada sebanyak 12,5 ribu
yang menerima manfaat secara berkala, sisanya menerima manfaat dengan nilai penuh. Adapun
manfaat berkala dapat diberikan sesuai dengan PP 45/2015.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, sejak awal program JP memang tidak didesain fully funded
sehingga pihaknya melihat perlu dilakukan penyesuaian iuran secara berkala di masa
mendatang. Kajian pun sudah dilakukan, termasuk jika penyesuaian iuran program tersebut tidak
dilakukan.
"Menyangkut fully funded program JP dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan iuran JP dari
tahun 2021 sampai dengan 2095 kita coba proyeksikan dengan pendekatan aktuaria. Sampai
dengan 2060, program JP ini aset akan terus tumbuh secara eksponensial karena sampai dengan
2060 pembayaran manfaat belum akan tumbuh secara signifikan," kata Pramudya.
Tapi, sambung dia, pembayaran manfaat JP sampai dengan 2060 juga akan meningkat secara
eksponensial. Sejak periode 2060 sudah ada persinggungan antara pembayaran manfaat dengan
penerimaan iuran, artinya rasio klaim sudah di atas 100%. Tepatnya yakni pada 2057 sudah
terjadi penggunaan hasil investasi sebagai pembayaran manfaat pensiun.
"Apabila tidak dilakukan penyesuaian-penyesuaian terkait dengan iuran, maka aset tersebut akan
habis pada tahun 2072 dan tentunya akan ada isu besar yang harus diantisipasi. Tentu kami
terus menerus berkomunikasi dengan K/L untuk menjaga sustainabilitas dari program JP ini,"
ungkap Pramudya.
Pada kesempatan itu, Direktur Pelayanan BP Jamsostek Roswita Nilakurnia juga mengungkapkan
perkembangan pembayaran manfaat program Jaminan Hari Tua (JHT) yang relatif meningkat
pada masa pandemi Covid-19 dibandingkan kondisi tiga tahun terakhir.
Dia memaparkan, ada sekitar 2 juta kasus yang mengajukan klaim JHT pada 2019. Kemudian,
naik pada tahun 2020 menjadi 2,5 juta kasus, dengan nilai klaim mencapai Rp 33 triliun. Per
Agustus 2021 jumlah klaim mencapai 1,49 juta kasus dengan nilai klaim sebesar Rp 22,58 triliun.
Adapun sebab klaim didominasi pengunduran diri dan PHK, berikut rasio klaim bergerak relatif
meningkat di posisi 68%.
"Adapun success rate klaim menjadi PR kami untuk terus melakukan perbaikan, ini adalah dalam
hal pengajuan klaim ada yang langsung disetujui dan ada yang belum memenuhi syarat, tapi
kami selalu melakukan edukasi. Sejak Januari 2021 sampai dengan September terjadi
peningkatan, dimana success rate itu terakhir di angka 77%, sehingga sisa 23% yang menjadi
PR kami karena mereka belum memenuhi persyaratan," ujar Roswita.
58