Page 152 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 152
Aris menambahkan penindakan terhadap kedua kapal berbendera China tersebut dinilainya
legal secara hukum.
Pasalnya kapal itu ditangkap di wilayah perairan Indonesia.
"TKP dugaan penganiyaan hingga menyebabkan meninggal dunia ini terjadi di bawah wilayah
yurisdiksi Indonesia dan yang dianiayai adalah warga negara Indonesia walaupun dia bekerja di
Kapal Asing. Sehingga kewenangan itu ada di Aparat Kepolisian termasuk juga di TNI AL dan
Bakamla termasuk aparat Indonesia lainnya dapat melakukan tindakan hukum," pungkasnya.
Kronologi Penangkapan 2 kapal ikan berbendera China di perairan Kepulauan Riau, bermula
dari informasi keluarga seorang Anak Buah Kapal (ABK).
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama (P)
Indarto Budiarto penangkapan 2 kapal asing tersebut dilakukan tim gabungan dari Lanal Batam,
Bakamla dan Polairud Polda Kepri.
Indiarto mengatakan awalanya aparat penegak hukum mendapatkan informasi dari salah satu
keluarga korban Anak Buah Kapal (ABK) yang meninggal dunia.
"Di atas kapal tersebut dicurigai ada tindak kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia,"
ujar Indarto di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7/2020).
Dari kecurigaan itu, aparat penegak hukum kemudian mengamankan kapal Lu Huang Yuan Yu
118 dan Lu Huang Yuan Yu 117.
Kedua kapal tersebut dicurigai jadi tempat penyiksaan kepada para pekerja Migran Indonesia
(PMI).
"Kita kejar keduanya dan kapal Lu Huang Yu 117 hampir lepas saat pengejaran tadi dan sudah
masuk perairan Singapura. Untuk keterkaitan kedua kapal nanti akan di dalami kepolisian lebih
lanjut," ujarnya.
Sedangkan untuk kondisi jenazah WNI yang menjadi ABK di atas kapal tersebut disebutkan
masih dalam keadaan utuh.
"Kondisi jenazah tadi saat ditemukan masih utuh dan mengenakan baju dan diselimuti," kata
Indarto.
Di tempat yang sama, Kapolda Kepri Irjen Pol Aries Budiman mengatakan, dari pengalaman
yang lalu, hampir sebagian besar WNI yang bekerja di kapal tangkap ikan milik negara asing
mengalami perlakuan tidak manusiawi.
"Pengalaman kita, dokumen yang ada sering kali palsu atau tidak benar isinya," ujar Aries dalam
jumpa pers di Pelabuhan Lanal Batam.
Aries mengatakan, alasan dua kapal berbendera China tersebut diamankan karena kapal Lu
Huang Yu 117 menjadi tempat penganiayaan terhadap ABK WNI yang meninggal.
Sementara informan yang melaporkan adanya ABK yang meninggal ini ke keluarganya, ada di
kapal Lu Huang Yu 118.
"Dugaan kami, pertama satu kapal adalah tempat penganiayaan kemudian kapal yang lain
adalah saksi dan warga negara kita juga yang menyampaikan bahwa di kapal itu ada mayat,"
jelas Aries.
151