Page 155 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 155

Ia berkata pihaknya tetap rapat saat reses karena ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk
              membahas RUU inisiatif pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

              "Kami memaksimalkan waktu karena materi pembahasannya masih panjang dan pada masa
              sidang-sidang kemarin banyak tersedot ke agenda lain," kata Awiek lewat pesan singkat kepada
              CNNIndonesia.com  , Kamis (23/7).

              Awiek mengatakan menggelar rapat saat masa reses tak masalah. Menurutnya, Baleg juga telah
              mengantongi izin dari Pimpinan DPR untuk melakukan pembahasan RUU Ciptaker saat reses.

              Politikus PPP itu menyebut tak hanya Baleg yang mengantongi izin untuk menggelar rapat saat
              reses.. Menurutnya, banyak juga alat kelengkapan dewan (AKD) yang menggelar rapat-rapat
              ketika reses.

              "Pembahasan di masa reses yang terpenting dapat izin dari pimpinan," ujarnya.

              Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan alasan pihaknya mengizinkan rapat RUU
              Cipta Kerja di masa reses, sedangkan RDP untuk kasus pelarian Djoko Tjandra dimentahkan.


              Dasco  menyebut  rapat  saat  reses  telah  dibahas  dan  diputuskan  dalam  Badan  Musyawarah
              (Bamus). Bamus hanya memperbolehkan rapat terkait legislasi. Namun, Bamus melarang AKD
              mengesahkan sesuatu saat reses.

              "Dalam masa reses tidak boleh diadakan keputusan. Untuk menuju ke paripurna, hanya boleh
              diadakan  di  masa  sidang,  kalau  rapat-rapatnya boleh,"  kata  Dasco  kepada  wartawan,  Rabu
              (22/7).

              Keberadaan RUU Omnibus Law Ciptaker telah ditentang sejumlah elemen masyarakat. Mereka
              meminta DPR dan pemerintah menghentikan pembahasan RUU Ciptaker karena akan merugikan
              buruh, petani, dan masyarakat hingga merusak lingkungan hidup.

              Sejumlah elemen buruh, mahasiswa, dan masyarakat bahkan telah melakukan aksi serentak di
              sejumlah  daerah  pada  16  Juli  lalu.  Mereka  berencana  menggelar  aksi  yang  lebih  besar  lagi
              apabila DPR dan pemerintah tak membatalkan RUU Ciptaker.
              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  menilai  pembahasan  RUU
              Ciptaker  tak  sesuai  keinginan  Jokowi.  Menurutunya,  jajaran  menteri  yang  memfasilitasi
              pembahasan rancangan beleid tersebut juga dinilai gagal menerjemahkan arahan presiden.

              "Saya  mengutip  apa  yang  disampaikan  Pak  Jokowi  ketika  menunda  omnibus  law.  Pertama,
              dibuatlah RUU untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya, kedua presiden menyampaikan
              tetap memberikan perlindungan kesejahteraan bagi pekerja," kata Said.

              Bahkan     Konfederasi    Serikat   Buruh    Internasional   (International   Trade    Union
              Confederation/ITUC) Asia Pasifik meminta Jokowi menghentikan pembahasan RUU Omnibus
              Law Ciptaker.

              Mereka menilai pembahasan omnibus law tersebut dinilai bertentangan dengan Konvensi ILO
              nomor 68 tahun 1998 yang telah diratifikasi Indonesia.

              (dhf/fra).






                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160