Page 218 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 218

Jajang  Nurjaman,  Koordinator  Investigasi  CBA  mempertanyakan  dua  proyek  pengadaan
              publikasi  dan  sosialisasi  tahun  2019  dan  2020.  Di  mana,  salah  satu  proyek  tersebut  terkait
              pencegahan Covid-19.

              Pada  2019,  kata  Jajang,  Kemenaker  menjalankan  proyek  publikasi  dan  sosialisasi  kebijakan
              pengaturan tenaga kerja dalam negeri di media videotron dan televisi.

              "Dengan spesifikasi berupa iklan layanan masyarakat, pekerjaan mulai dari produksi sampai
              penanyangan di stasiun televisi lokal dan nasional. Iklan animasi infografis, mulai dari produksi
              sampai penayangan di videotron, dan terakhir pelaporan," ungkapnya dalam rilis di Jakarta,
              Kamis (23/7/2020).

              Untuk  proyek  tersebut,  kata  Jajang,  Kemenaker  menghabiskan  anggaran  sebesar  Rp7,789
              miliar. Dan, perusahaan yang menjalankan proyek ini adalah PT Weharima Ristuina (WR) yang
              beralamat di Jl Pakis Raya No. 44 RT. 008/006 Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

              Menyangkut proyek publikasi dan sosialisasi kebijakan pengaturan tenaga kerja dalam negeri
              melalui media videotron dan televisi, kata dia, CBA mempertanyakan Harga Perkiraan Sendiri
              (HPS) yang cenderung tidak rasional.

              "Sebagai contoh, dalam tahapan pelaporan pihak Kemnaker melaporkan Harga Pelaporan untuk
              5 Eksemplar dalam HPS dan RAB, mulai dari lporan awal, laporan antara, sampai laporan akhir
              sebesar Rp43 juta, padahal biaya yang sesungguhnya hanya Rp8,8 juta, ada selisih Rp34,2
              juta," papar Jajang.

              Selanjutnya, kata Jajang, proyek 2020 yakni pengadaan publikasi materi sosialisasi program
              pengembangan  dan  perluasan  kesempatan  kerja  pelaksanaan  tugas  fungsi  melalui  program
              serta kegiatan yang mendukung pencegahan penyebaran Covid-19 di media massa.

              Kejanggalan  dalam  proyek  ini,  lanjutnya,  pihak  yang  'dimenangkan'  Kemnaker,  masih
              perusahaan  yang  sama  yakni  PT  WR  dengan  nilai  proyek  yang  disepakati  sebesar
              Rp9.547.582.000. Padahal, PT WR dalam proses lelang dari segi penilaian harga berada diposisi
              ke-7, terdapat 6 perusahaan yang bisa dipilih pihak Kemenaker dengan harga yang lebih efisien.

              "Kalaupun pihak Kemnaker berdalih memenangkan PT. WR berdasarkan dari penilaian kualitas,
              perusahaan  ini  di  proyek  sebelumnya  tahun  2019  jelas  bermasalah  jadi  kurang  tepat  untuk
              dipilih lagi," tuturnya.

              Berdasarkan catatan di atas, CBA mendorong KPK untuk membuka penyelidikan atas kedua
              proyek pengadaan publikasi dan sosialisasi Kemnaker senilai Rp17 miliar. "Panggil dan periksa
              Pokja ULP serta PPK terkait, dan Menteri Ida Fauziyah untuk dimintai keterangan," ungkapnya.
              [ipe].




















                                                           217
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222