Page 22 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 22

PEMERINTAH-DPR MASIH BAHAS RUU CIPTA KERJA

              Meskipun terus mendapat penolakan dari kalangan buruh dan mahasiswa, pemerintah serta
              DPR  masih  saja  membahas  omnibus  law  Rancangan  Undang-Undang  (RUU)  Cipta  Kerja.
              Padahal,  sejumlah  elemen  masyarakat  tetap  meminta  DPR  dan  pemerintah  menghentikan
              pembahasan RUU Cipta Keija karena dinilai merugikan buruh, petani, dan masyarakat hingga
              merusak lingkungan hidup.

              Sejumlah elemen buruh, mahasiswa, dan masyarakat bahkan telah melakukan aksi serentak di
              sejumlah  daerah  pada  16  Juli  lalu.  Mereka  berencana  menggelar  aksi  yang  lebih  besar  lagi
              apabila DPR dan pemerintah tak membatalkan RUU Ciptaker.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekeija Indonesia (KSPI) Said Iqbal menilai pembahasan RUU Cipta
              Kerja  tak  sesuai  dengan  keinginan  Jokowi.  Menurut  dia,  jajaran  menteri  yang  memfasilitasi
              pembahasan rancangan beleid tersebut juga dinilai gagal menerjemahkan arahan presiden.

              "Saya  mengutip  apa  yang  disampaikan  Pak  Jokowi  ketika  menunda  omnibus  law.  Pertama,
              dibuatlah RUU untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Kedua, presiden menyampaikan
              tetap memberikan perlindungan kesejahteraan bagi pekerja," kata Said.

              Konfederasi Serikat Buruh Internasional (International Trade Union Confederation/ITUC) Asia
              Pasifik  juga  punya  pendapat  senada.  Menurut  mereka,  pembahasan  omnibus  law  tersebut
              bertentangan dengan Konvensi ILO Nomor 68 Tahun 1998 yang telah diratifikasi Indonesia.

              Memanfaatkan waktu

              Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Achmad Baidowi menyebut rapat
              tetap dilakukan mengingat pembahasannya yang masih sangat panjang. "Karena pada masa
              sidang-sidang kemarin banyak tersedot ke agenda lain," kata pria yang akrab disapa Awiek,
              Kamis (23/7/2020).
              Awiek menyebut DPR hanya ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk membahas RUU inisiatif
              pemerintahan Presiden Joko Widodo itu. Menurut dia, menggelar rapat saat masa reses tak
              masalah  karena  Baleg  telah  mengantongi  izin  dari  pimpinan  DPR  "Tak  hanya  Baleg  yang
              mengantongi izin untuk menggelar rapat saat reses. Banyak juga alat kelengkapan dewan (AKD)
              yang menggelar rapat-rapat ketika reses. Pembahasan di masa reses yang terpenting dapat izin
              dari pimpinan," ujarnya.

              Wakil Ketua DPR Sufini Dasco Ahmad menjelaskan alasan pihaknya mengizinkan rapat RUU
              Cipta Keija di masa reses. Menurut Dasco, rapat saat reses telah dibahas dan diputuskan dalam
              Badan  Musyawarah  (Bamus).  Bamus  hanya  memperbolehkan  rapat  terkait  dengan  legislasi.
              Namun, Bamus melarang AKD mengesahkan sesuatu saat reses.

              "Dalam masa reses tidak boleh diadakan keputusan. Untuk menuju ke paripurna, hanya boleh
              diadakan  di  masa  sidang,  kalau  rapat-rapatnya  boleh,"  kata  Dasco.  (Muhammad  Ir-fan)***
              WHYU PUTOO/ANTARU

              caption:

              AKTIVIS Gerakan #BersihkanIndonesia membawa poster saat mengikuti aksi di depan Kompleks
              Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/7/2020). Aksi tersebut untuk menolak Omnibus Law
              RUU Cipta Kerja. *





                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27