Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 SEPTEMBER 2020
P. 14

"Perizinan usaha berbasis risiko yang menjadi pendekatan RUU Cipta Kerja ini adalah proses
              perizinan  berusaha  dan  proses  pengawasan  berdasarkan  tingkat  risiko  kegiatan  usaha.
              Pendekatan ini memperkatat fungsi pengawasaan," katanya.

              Bagi Ima, transformasi pendekatan izin usaha dalam RUU Cipta Kerja ini perlu diapresiasi karena
              merupakan sebuah reformasi perizinan dan sebuah terobosan untuk menyesuaikan kondisi bisnis
              di Indonesia dengan praktik perizinan usaha di negara-negara maju.

              Ima memperjelas, dalam RUU Cipta kerja, bagi UMKM yang kegiatan usahanya nyaris tanpa
              risiko hanya butuh registrasi NIB. Adapun bagi UMKM yang tingkat risikonya menengah perlu
              sertifikasi standar. Sedangkan untuk UMKM dan unit usaha besar yang risiko kegiatan usahanya
              tinggi diperlukan ijin AMDAL Bukan hanya sampai di situ. Menurut Ima, RUU Cipta Kerja yang
              bertujuan untuk penciptaan lapangan kerja yang luas itu memiliki manfaat yang banyak bagi
              UMKM. Selain yang sudah disampaikan di atas terkait kemudahan izin memulai usaha, juga. RUU
              ini  juga  memberikan  dukungan  pemberdayaan  dan  perlindungan  UMKM  berupa  kemitraan,
              insentif dan pembiayaan bagi UMKM.

              "Selain itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMD) memfasilitasi
              pembiayaan  UMKM,  memprioritaskan  UMKM  dalam  pengadaan  barang  dan  jasa,  serta
              memfasilitasi bantuan hukum bagi UMK," tambahnya.

              Pada forum yang sama, Sekjen Forum UMKM-Industri Kecil Menengah (IKM) Tangerang Selatan
              Didi Purwadi menyebut dukungan RUU Cipta Kerja pada UMKM perlu disambut dengan baik dan
              perlu diberi penekanan lagi. Alasannya, sembilan puluh persen usaha kita itu dari sektor UMKM.

              "Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMK 2018, ada sekitar 64 juta usaha di unit
              UMKM. Adapun usaha di unit besar hanya lima ribuan. Itu mengapa terkait UMKM di

              RUU Cipta Kerja harus lebih diperkuat lagi," katanya.

              Menurut  Didi,  spirit  RUU  Cipta  Kerja  adalah  penciptaan  lapangan  kerja  seluas-luasnya.
              Seyogyanya, UMKM menjadi perhatian utama dalam RUU ini. Untuk itu ia menyoroti beberapa
              hal dalam RUU Cipta Kerja yang terkait dengan UMKM.

              Sebagai  pelaku  UMKM,  Didi  memberi  masukan  agar  regulasi  Upah  Minimum  (UM)  jangan
              diterapkan  pada  UMKM.  Karena  menurutnya,  jika  UM  diterapkan  pada  UMKM  akan  terjadi
              kebangkrutan massal.

              Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah soal penetapan kriteria dan leveling UMKM yang perlu
              memperhatikan variabel yang diterapkan negara lain.

              "Alasannya, kompetisi pada titik tertentu bukan dengan sesama usaha dalam negeri, tapi juga
              dengan usah-usaha di negara lain. Pada level unit usaha yang sama, di negara lain mendapatkan
              keringan pajak. Sedangkan di kita tidak," Didi mengungkapkan. (nan)


















                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19