Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2020
P. 36
Sebagai catatan, hingga saat ini pekerja yang sudah masuk kerja belum mencapai 50 persen.
Untuk itu, pihaknya perlu melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak supaya tidak ada
penumpukkan di Stasiun Bogor, terutama pada Senin pagi seperti pekan lalu, dalam masa
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi menuju new normal.
Bima melakukan tinjauan arus penumpang di Stasiun Bogor bersama Gubernur DKI Jakarta,
Anies Baswedan, Senin (15/6). Pemerintah Provinsi DKI menyumbangkan sebanyak 30 bus
gratis yang tujuannya untuk mengurai kepadatan penumpang di Stasiun Bogor. Hal sama
dilakukan Pemerintahan Kota Bogor yang menyumbangkan sebanyak 10 bus gratis serta Badan
Pengelola Transportasi labodetabek (BPTJ) sebanyak 10 bus.
Terkait dengan jam kerja, Anies mengatakan bahwa jam kerja tersebut sudah dibuat, baik untuk
karyawan ASN, BUMN dan swasta. Semula, jeda jam kerja dibuat maksimal dua jam. "Sekarang,
kita sepakat mengubah menjadi tiga jam. Jadi selisih antara shift satu dengan shift kedua
sekurang-kurangnya tiga jam" ujar dia. Tujuannya tidak lain untuk mengurangi kepadatan
penumpang, terutama KRL.
Lebih lanjut, Anies mengatakan jeda waktu masuk kerja tersebut bukan semata-mata sebatas
peraturan melainkan sebagai keselamatan kerja.
Protokol Kesehatan
Di tempat yang sama. Direktur Utama PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo, mengatakan PT
Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik sesuai dengan
ketentuan protokol pencegahan Covid-19 seperti penerapan physical distancing di kereta dan
stasiun, penggunaan masker, dan penyediaan hand sanitizer.
"Kami telah melakukan persiapan semaksimal mungkin dalam rangka pengaturan penumpang
di stasiun dan di kereta. Dan kami juga mengatur penanganan antrean penumpang dan fasilitas
di stasiun, pengaturan armada bus," kata Didiek.
Ia menambahkan bahwa pihak melakukan tinjauan ini penting dilakukan untuk melihat
penanganan kepadatan penumpang di hari pertama pemberlakuan work from office (WFO) bagi
sebagian besar perusahaan di DKI Jakarta.
Didiek mengungkapkan pihaknya juga berterima kasih kepada Gugus Tugas Covid-19 yang
menerbitkan SE No 8 Tahun 2020 tentang Pengaturan Jam Kerja Pada Masa Adaptasi Kebiasaan
Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Co-vid-19 di wilayah Jabodetabek.
Yayat Supriatna, pengamat transportasi, menangkap mulai adanya kesadaran penumpang
untuk mensiasati waktu perjalanan. Pada Minggu sore, ternyata ada penumpang ke Jakarta
tidak berangkat pada Senin pagi melainkan Minggu sore.
"Ternyata ada penumpang yang tahu bahwa kejadian Senin pekan lalu membuat mereka
melakukan pilihan untuk pulang ke Jakarta pada Minggu sore," dia.
Pada Senin (15/6) ini, Yayat melihat bahwa penumpang KRL lebih tertib dibandingkan Senin
pekan lalu. Dia memperkirakan adanya koordinasi sejumlah pihak membuat antrian penumpang
KRL lebih tertib. Ditambah dengan, adanya bantuan bis gratis membantu untuk mengurai
kepadatan. Yayat memperkirakan penurunan penumpang sebanyak 20 sampai 30 persen
dibandingkan Senin pekan lalu.
din/pln/mza/P-5
35