Page 84 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 OKTOBER 2021
P. 84
KETUA DPD DUKUNG RENCANA PENGIRIMAN KEMBALI PMI KE TAIWAN
Pemerintah Indonesia berencana membuka kembali penempatan Pekerja Migran Indonesia
(PMI) ke Taiwan. Pembukaan ini seiring dengan menurunnya kasus positif COVID-19 di
Indonesia. Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti pun merespons positif rencana tersebut.
LaNyalla menilai rencana ini dapat menekan angka pengangguran akibat kondisi ekonomi yang
belum berjalan maksimal karena pandemi. Meski demikian, ia mengimbau agar pemerintah
mempersiapkannya secara matang.
"Namun persiapan yang dilakukan harus matang. Terutama berkaitan dengan kesehatan para
calon pekerja migran yang akan berangkat ke negara-negara penempatan. Karena para pekerja
migran ini membawa nama Indonesia ke luar negeri," kata LaNyalla dalam keterangan tertulis,
(9/10/2021).
Soal rencana ini, LaNyalla meminta Kementerian Ketenagakerjaan untuk memastikan penerapan
protokol kesehatan mulai dari Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan
Lembaga Pelatihan Kerja Luar Negeri (LPK-LN). Mengingat penerapan prokes yang ketat dapat
menjadi pertimbangan dan bukti kesiapan Indonesia.
"Kemudian ajak pihak-pihak yang berkepentingan di otoritas Taiwan untuk melihat kesiapan
prokes kita dan calon pekerja yang akan berangkat. Sebagai bukti keseriusan kita dalam
persiapan sehingga diharapkan bisa menjadi pertimbangan agar penempatan pekerja migran ke
Taiwan segera dibuka kembali dalam waktu dekat," katanya.
Selain itu, LaNyalla meminta Kemnaker untuk memantau dan menindak tegas jika menemukan
pelanggaran prokes pada P3MI/LPK-LN.
LaNyalla pun meminta agar pemerintah mengirim pekerja migran dengan kemampuan dan skill
yang baik. Dalam hal ini, pekerja migran tidak hanya perlu sehat jasmani, tetapi mempunyai skill
mumpuni.
"Termasuk yang harus dikuasai oleh para pekerja migran Indonesia adalah bahasa asing,
minimal bahasa Inggris dan bahasa Taiwan," jelasnya.
Ia juga mengingatkan Kemenaker untuk menekan angka penempatan migran ilegal. Sebab,
tindakan ini dapat merugikan negara sehingga perlu diantisipasi.
"Sudah menjadi rahasia umum adanya pekerja migran yang berangkat secara ilegal. Ini tindakan
merugikan dan tidak bertanggung jawab. Kemenaker harus mempunyai strategi
mengantisipasinya dengan penguatan bersama lembaga-lembaga terkait," pungkas LaNyalla.
83