Page 118 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2021
P. 118

BURUH DI JEMBER UNJUK RASA, MINTA GUBERNUR JATIM CABUT SK UMK 2022

              Ratusan buruh di Jember melakukan unjuk rasa, meminta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar
              Parawansa, mencabut Surat Keputusan Upah Minimum Kabupaten (SK-UMK) tahun 2022. Buruh
              yang tergabung dalam Sarikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) dan Serikat Pekerja Seluruh
              Indonesia  (SPSI)  Jember  berorasi  didepan  Pendopo  Bupati  dan  Kantor  DPRD  Jember,  Senin
              (6/12/2021).

              Dimana SK UMK 188/803/KPTS/013/2022 tertanggal 30 November 2021 tertuang, 5 Kabupaten,
              yakni Kabupaten Malang, Jombang, Probolinggo, Pacitan dan Jember tidak mengalami kenaikan
              upah. Sedangkan di Jember, dalam SK UMK yang diluncurkan Gubernur Jatim tersebut masih
              tetap 2,3 juta sekian.

              Padahal sebelumnya, 15 November 2021 Dewan Pengupahan Kabupaten (Depekab) Jember,
              telah memutuskan besaran UMK Jember Rp.2,4 juta, yang juga dihadiri Serikat Pekerja dan Wakil
              Apindo.
              "Dengan mempertimbangkan kesejahteraan buruh dan kelangsungan perusahaan, dengan tidak
              melanggar mekanisme dan undang-undang yang berlaku," kata Ketua Sarbumusi Jember Umar
              Faruk, Senin (6/12/2021).

              Menurut Faruk, keputusan itu sebagai pertimbangan Bupati Jember, dalam merekomendasikan
              kepada Gubernur Jawa Timur.

              "Pada 17 November kami dan Serikat butuh lainnya, telah audiens dengan Bupati Jember tentang
              usulan UMK 2,5 juta, dengan pertimbangan tahun 2021 tidak ada kenaikan UMK," jelasnya.

              "Kebutuhan hidup layak buruh dan keluarganya, kesejahteraan dan naiknya harga bahan pokok,
              pertimbangan itu diterima langsung Bupati Jember," imbuh Faruk.
              Dengan  demikian,  Sarbumusi  dan  SPSI  sepakat  menolak  UMK  buruh  sebesar  2,3  perbulan.
              Dengan begitu, meminta bupati Jember berkirim surat ke Gubernur Jatim atas putusan Depekab
              tentang  UMK  2,4  juta.  Dengan  demikian,  Buruh  meminta  gubernur  Jatim  Khofifah  Indar
              Parawansa  mencabut  SK  UMK  Nomor  188  tahun  2022  dan  menetapkan  besaran  UMK
              berdasarkan putusan Depekab dengan kenaikan 1,09 persen (2,4 juta) tanpa kecuali.

              "Jika tidak ada rekomendasi dari Gubernur Jatim, kami akan mogok massal hingga 8 Desember
              2021," ancamnya. Disamping itu, buruh meminta kepada pejabat pengawasan Disnaker Provinsi
              Jatim, untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

              "Menindak tegas perusahaan yang tidak menjalankan UMK tahun 2022 atau yang melanggar
              aturan yang berlaku," pintanya.

              Kepada  Depekab  Jember,  Faruk  berharap,  agar  bersama-sama  memberikan  sosialisasi  pada
              perusahaan dan pekerja di Jember.

              "Bagi  perusahaan  yang  tidak  sanggup,  bisa  mengajukan  permohonan  penangguhan
              pengupahan, sesuai mekanisme yang telah diatur undang-undang," lantangnya.

              Sedangkan, Bupati Jember Hendy Siswanto saat menemui pengunjuk rasa menyampaikan, hari
              ini akan bertulis surat kepada Gubernur Jatim dan langsung akan ditanda tangani.
              "Kami memohon kepada Gubernur Jatim, agar UMK Jember sesuai dengan Depekab yang sudah
              disepakati oleh para pengusaha sebesar 2,4 juta," tegasnya.

              Bahkan Bupati meminta, perwakilan Buruh ikut serta mengantar surat ke Gubernur Jatim. (Sug).

                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123