Page 159 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 159

PROTES UMP DKI NAIK 5,1 PERSEN, PDIP: HARUS SADAR, BERI YANG RASIONAL

              Fraksi PDI Perjuangan ( PDIP ) di DPRD DKI memprotes kebijakan Gubernur Anies Baswedan
              yang  menetapkan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  tahun  2022  di  Ibu  Kota  Jakarta  sebesar
              Rp4.641.854 per bulan atau naik 5,1 persen. PDIP meminta kajian dari Pemerintah Provinsi atau
              Pemprov DKI.

              Koordinator Fraksi PDIP di Komisi B DPRD Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Dinas Tenaga
              Kerja,  Transmigrasi,  dan  Energi  (Disnakertrans)  terbuka  menyampaikan  kajian  atau  dasar
              direvisinya kenaikan UMP DKI Jakarta 2022 dari 0,8 persen jadi 5,1 persen.

              Pras, sapaan akrabnya, mengatakan, penjelasan Disnakertrans perlu karena mengingat merujuk
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan mengamanatkan rata-
              rata kenaikan UMP hanya sebesar 1,09 persen.

              "Jadi, saya minta Pak Andri Yansyah (kepala Disnakertrans) berikan penjelasan sejelas-jelasnya
              kepada kami, yang rasional terkait kenaikan UMP ini," kata Pras, dalam rapat kerja di gedung
              DPRD DKI, Senin, 27 Desember 2021.

              Dia  bilang  demikian  karena  masih  banyak  pengusaha  yang  belum  stabil  keuangannya  atau
              sedang  berjuang  pemulihan  pasca  pandemi  COVId-19.  Ia  mencontohkan  imbasnya  masih
              dirasakan ke pedagang warteg atau usaha kecil lainnya.

              "Karena efeknya ini sampai ke pedagang warteg dan usaha-usaha kecil. Saya kasian kepada
              buruh juga, tapi sekarang kita juga harus sadar, kita baru menghadapi pandemi yang sangat
              luar biasa. Nah, kita harus berikan yang rasional. Saya minta dasarnya apa saja," jelas Pras yang
              juga Ketua DPRD DKI.

              Hal senada juga disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD DKI dari PDIP, Pandapotan Sinaga. Ia
              meminta Disnakertrans secara gamblang memaparkan formula perhitungan dan acuan peraturan
              apa saja yang dipakai untuk membuat kebijakan tersebut.

              "Kami  tegaskan  bahwa  kami  tidak  pernah  menghalangi  kenaikan  upah  buruh,  yang  kami
              pertanyakan  prosesnya.  Harus  jelas  aturan  mainnya,  prosesnya  untuk  menentukan  upah
              minimum," tuturnya.

              Di lokasi yang sama, Kepala Disnakertrans DKI Jakarta Andri Yansyah menjelaskan, penetapan
              UMP tahun 2022 sudah dibahas Dewan Pengupahan, serta melibatkan unsur pemerintah, serikat
              pekerja, dan juga pengusaha.

              "Meskipun  saat  pembahasan  dengan  Dewan  Pengupahan  tidak  ada  kesepakatan,  tapi  pak
              Gubernur  harus  menetapkan.  Sepakat  atau  tidak  sepakat,  karena  masing-masing  unsur  itu
              mempunyai usulan," ujarnya.
              Selain itu, Andri juga menjelaskan bahwa angka tersebut telah mengacu pada proyeksi Bank
              Indonesia terkait pertumbuhan ekonomi, Institute For Development of Economics and Finance
              (Indef), dan kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).












                                                           158
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164