Page 299 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2021
P. 299

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri Judha
              Nugraha, ketika dihubungi pada Sabtu (18/9), mengatakan akan mengambil langkah-langkah
              yang diperlukan untuk memenuhi hak para ABK yang direpatriasi dari kapal perikanan China. Ia
              cukup optimistis itu bisa tercapai.

              "Sudah ada progress (kemajuan). Dua bulan lalu kami menerima nota diplomatik dari Kedutaan
              Besar RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang menyatakan salah satu perusahaan di Dalian, yang
              banyak mempekerjakan ABK kita, sudah memenuhi sebagian hak mereka," kata Judha.

              Ketua  Asosiasi  Pekerja  Pekerja  Perikanan  Indonesia  (AP2I)  Imam  Syafi'i,  Sabtu  (9/10),
              mengatakan  banyak  kasus  kesewenang-wenangan  terhadap  ABK  asal  Indonesia  yang
              diselesaikan melalui hukum pidana. Perusahaan perekrut dan penyalur ABK biasanya dijerat oleh
              Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

              "Sejak Mei 2021 hingga kini, kami menangani 60 ABK yang hampir semuanya mengeluhkan
              gajinya belum dibayar. Mereka bingung harus menagih gaji mereka ke mana karena pengelola
              perusahaan penyalurnya sudah dipidana. Bagus sih, penyalur-penyalur ilegal seperti itu dipidana.
              Tapi para ABK tersebut akhirnya tetap gigit jari karena gaji mereka tetap tidak dibayarkan," ucap
              Imam.

              Imam  menuturkan,  perusahaan  penyalur  ABK  seharusnya  bisa  juga  diproses  dengan  hukum
              perdata sehingga kewajiban hak-hak para ABK bisa terpenuhi. Jika tidak, mereka sangat mungkin
              membuat perusahaan baru setelah dihukum penjara selama setahun atau dua.

              "Kalau cuma dipidana, mereka (para penyalur tenaga kerja) ini malah senang karena mereka
              jadi tidak perlu keluar uang untuk membayarkan kewajibannya. Nanti perusahaan-perusahaan
              seperti itu akan tumbuh lagi dan lagi. Rantai kasusnya tidak bisa diputus," imbuhnya.











































                                                           298
   294   295   296   297   298   299   300   301   302