Page 87 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2021
P. 87

TKW ASAL SULBAR TERANCAM HUKUMAN MATI DI MALAYSIA, KELUARGA DIMINTA
              LAPOR
              Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar)
              terancam  hukuman  mati  di  Malaysia.  Dinas  Transmigrasi,  Tenaga  Kerja  dan  ESDM
              (Disnakertrans)  Polman  meminta  keluarga  TKW  segera  melaporkan  masalah  ini  agar  ada
              pendampingan.

              "Saya sarankan kepada pihak keluarga TKW agar segera melapor secara resmi, supaya kita bisa
              melakukan pendampingan," kata Kepala Disnakertrans Polman, Abdul Salam, saat dikonfirmasi
              wartawan di kantornya, Selasa (12/10/2021).

              Disnakertrans Polman akan memfasilitasi pihak keluarga,  hingga berkoordinasi dengan pihak
              Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

              "Kita akan fasilitasi ketika keluarganya melapor. Kita tetap akan koordinasi dengan BP2MI yang
              ada di Makassar," ungkapnya.

              Selain  itu,  Abdul  Salam  juga  meminta  pihak  keluarga  TKW  memberikan  keterangan  sejelas-
              sejelasnya, untuk memudahkan proses penanganan TKW yang tersandung masalah hukum di
              negeri Jiran itu.

              "Mudah-mudahan, insyaallah dengan keterbukaan keluarga TKW, bisa dibantu pihak pemerintah,
              dalam hal ini BP2MI dan Kementerian Luar Negeri yang akan menangani," ucapnya.
              Penjelasan ibu TKW, simak di halaman selanjutnya.

              Sebelumnya  diberitakan,  seorang  TKW  berinisial  SA  (35),  warga  Kecamatan  Mapilli,  Polman,
              Sulbar terancam dijatuhi hukuman mati di Malaysia. Otoritas Malaysia mendapati SA membawa
              barang diduga narkoba saat hendak pulang ke Indonesia.

              Ibu SA, Bicci, mengatakan kabar menyesakkan ini diperoleh melalui sambungan telepon sebulan
              lalu  dari  seorang  wanita  yang  mengaku  sebagai  Polisi  Diraja  Malaysia.  Hal  itu  dibenarkan
              sejumlah kerabatnya yang merantau di negeri jiran tersebut.

              "Kabarnya  saya  terima  sekira  empat  minggu  lalu.  Sempat  ditelepon  sama  perempuan  yang
              mengaku polisi, dia menyampaikan kalau anak saya ditangkap," kata Bicci, Senin (11/10).
              "Keluarga saya di sana juga bilang, kalau anak saya ditangkap, karena bawa anu (narkoba),
              barang terlarang, " sambung Bicci berurai air mata.

              Berdasarkan informasi yang diperoleh Bicci, SA diduga membawa narkoba seberat 1 kg dalam
              perjalanan menuju pelabuhan di Malaysia. Saat itu dia hendak kembali ke Indonesia.

              Bicci mengatakan barang terlarang itu titipan orang lain yang memberi iming-iming sejumlah
              uang kepada SA. SA bersedia membawa barang terlarang tersebut lantaran butuh biaya untuk
              kembali ke kampung halaman.

              "Mau pulang ke sini tidak ada biayanya. Akhirnya ikut sama orang, dibayarkan kapal, dititipi itu
              barang, bukan punyanya, dititipi sama orang, butuh biaya untuk pulang," ungkapnya lirih.








                                                           86
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92