Page 11 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2021
P. 11

Judul               Serukan 'Sukabumi modar Seminggu'
                Nama Media          Radar Sukabumi
                Newstrend           Upah Minimum 2022
                Halaman/URL         Pg1&11
                Jurnalis            izo
                Tanggal             2021-11-18 07:22:00
                Ukuran              406x267mmk
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 142.100.000

                News Value          Rp 710.500.000
                Kategori            Ditjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif

              Ringkasan


              Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) sudah memastikan Upah Mininum Provinsi (UMP) dan
              Upah Minumum Kabupaten/ Kota (UMK) 2022 rata-rata naik sebesar 1,09%. Hal Ini merupakan
              hasil perhitungan dari data-data yang disiapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya angka
              pertumbuhan ekonomi hingga konsumsi di daerah tersebut.



              SERUKAN 'SUKABUMI MODAR SEMINGGU'

              Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) sudah memastikan Upah Mininum Provinsi (UMP) dan
              Upah Minumum Kabupaten/ Kota (UMK) 2022 rata-rata naik sebesar 1,09%. Hal Ini merupakan
              hasil perhitungan dari data-data yang disiapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya angka
              pertumbuhan ekonomi hingga konsumsi di daerah tersebut.

              Namun  ternyata,  keputusan  tersebut  justru  menimbulkan  pro  dan  kontra  dikalangan  serikat
              pekerja. Sebaian menilai memaklumi kenaikan tersebut jika melihat kondisi ekonomi ditengah
              pandemi  Covid-19.  Tapi,  penolakan  dan  tuntutan  kenaikan  upah  signifikan  juga  lantang
              disuarakan para serikat pekerja.

              "Kami menuntut pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk menetapkan kenaikan UMK 2022 naik
              signifikan"  tegas  Ketua  Federasi  Serikat  Pekerja  Tekstil,  Sandang,  dan  Kulit  Serikat  Pekerja
              Seluruh  Indonesia  (FSP  TSK  SPSI)  Kabupaten  Sukabumi,  Mochammad  Popon  kepada  Radar
              Sukabumi, Rabu (3/11).

              Popon  menjelaskan,  jika  melihat  mekanisme  dalam  aturan  yang  baru  dalam  Peraturan
              Pemerintah  Tahun  36  Tahun  2021  maka  peluang  naiknya  sangat  kecil.  Ini  disebabkan
              pertumbuhan  ekonomi dikurangi  inflasi  yang  hasilnya  harus  positif  selama  3 tahun  berturut-
              turut. Sementara kalau berkaca pada 2020 lalu, secara nasional pertumbuhan ekonomi minus
              berikut terjadi di setiap daerah yang menunjukkan tren minus.
              "Tapi bercermin pada tahun lalu, mestinya mengacu pada PP 78 Tahun 2015 sebagai payung
              hukum yang masih berlaku tahun lalu. Mestinya tahun lalu UMK tidak naik karena pertumbuhan
              minus, kondisi ekonomi sedang parah, banyak perusahaan tutup, banyak PHK karena pandemi.
              Tapi faktanya di Jawa Barat, semua kabupaten/kota masih bisa menaikkan UMK sekitar 26,5



                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16