Page 73 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2021
P. 73

SOAL UPAH BURUH, DPR MINTA PEMERINTAH JANGAN HANYA BERPIHAK PADA
              PENGUSAHA
              Pemerintah belum memutuskan besaran upah buruh 2022. Anggota Fraksi Komisi IX DPR RI,
              Netty  Prasetiyani  Aher,  berpesan  agar  pemerintah  memperhatikan  dan  mempertimbangkan
              aspirasi pekerja atau buruh terkait penetapan upah.

              "Jangan hanya berpihak pada kalangan pengusaha, harus memperhatikan juga kesejahteraan
              dari para pekerja. Apalagi selama pandemi ini kebutuhan dan biaya hidup terus naik," kata politisi
              PKS, Rabu (17/11).

              Netty juga mempertanyakan metode atau formula yang digunakan pemerintah dalam menyusun
              UMP  2022.  Dia  bilang,  meski  pihaknya  menolak  UU  Cipta  Kerja,  tetapi  UU  Cipta  Kerja  juga
              memuat banyak indikator lainnya dalam menentukan upah.

              "Kami di Fraksi PKS sedari awal memang menolak pengesahan UU Cipta Kerja. Tapi katakanlah
              pemerintah memakai itu, seharusnya dalam PP 36/2021 juga ada indikator lain seperti tingkat
              daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja dan median upah. Jadi bukan hanya soal inflasi dan
              pertumbuhan ekonomi saja," tuturnya.

              Netty berharap pemerintah mencarikan jalan keluar terbaik dan bersikap bijaksana menyikapi
              berbagai aspirasi yang disampaikan buruh dalam sejumlah aksi. Dia juga optimis, jika pemerintah
              berani menaikkan UMP yang berkeadilan, justru akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dia
              bilang, apabila UMP naik, maka membuat daya beli masyarakat meningkat.

              "Dan itu akan membuat ekonomi nasional tumbuh dan bergerak. Tapi jika UMP tidak naik atau
              bahkan turun maka konsumsi produk masyarakat juga akan menurun, sehingga lapangan kerja
              baru sulit untuk dibuka," pungkasnya.

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah  mengatakan  akan  ada  batas
              atas dan bawah dalam penetapan upah minimum yang terdapat di Peraturan Pemerintah (PP)
              Nomor  36  Tahun  2021 tentang Pengupahan bertujuan  untuk  mengurangi kesenjangan  upah
              antar-wilayah.

              "Batas atas dan batas bawah kita perkenalkan untuk mengurangi kesenjangan upah minimum
              wilayah sehingga terwujudnya keadilan antar-wilayah," kata Menaker Ida Fauziyah dalam rapat
              kerja dengan Komisi IX DPRI RI di Jakarta pada Senin (15/11).

              Berdasarkan aturan baru, upah minimum untuk 2022 ditetapkan pada nilai tertentu yang tidak
              dapat melewati hitungan formula batas atas dan batas bawah upah minimum suatu wilayah.
              Formula penghitungan batas atas dan bawah itu sendiri telah dijabarkan di Pasal 26 dalam PP
              Nomor 36 Tahun 2021, yang merupakan aturan turunan Undang-Undang Cipta Kerja.

              Formula penyesuaian berdasarkan batas atas dan bawah itu adalah salah satu aturan baru yang
              ditetapkan  dalam  PP  Nomor  36 Tahun  2021,  yang  menggantikan PP  Nomor  78 Tahun  2015
              Tentang Pengupahan.

              Upaya  mengurangi  kesenjangan  itu,  kata  Ida,  untuk  menghindari  kondisi  bagaimana  suatu
              wilayah dengan upah minimum rendah tidak dapat terus mengejar wilayah lain dan tiba di titik
              ideal pengupahan.

              [lia].




                                                           72
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78