Page 80 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2021
P. 80

NAIK TIPIS UPAH MINIMUM

              Pemerintah  segera  menetapkan  kenaikan  upah  minimum  provinsi  pada  2022  yang  rata-rata
              sebesar  1,09  persen.  Direktur  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial
              Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Indah Anggoro Putri, mengatakan angka tersebut
              dihitung  menggunakan  formulasi  baru  yang  mengacu  pada  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36
              Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Penetapan  upah  minimum  pada  2022  didasari  kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan
              menggunakan  basis  data  yang  diterbitkan  Badan  Pusat  Statistik  (BPS).  Indah  mengatakan
              kenaikan upah sebesar 1,09 persen itu merupakan rata-rata dari semua provinsi. Artinya, kata
              dia,  tidak  berarti  semua  provinsi  akan  memberlakukan  kenaikan  upah  yang  sama.  “Untuk
              keputusan penetapan akhir ada di gubernur,” kata Indah kepada Tempo, kemarin.

              Gubernur setiap provinsi harus mengumumkan penetapan upah minimum paling lambat pada
              21  November,  sedangkan  upah  minimum  kabupaten/kota  paling  lambat  pada  30  November.
              Indah mengatakan upah tersebut akan berlaku secara serentak pada 1 Januari 2022.
              Dalam ketentuan teranyar, upah minimum kabupaten/kota (UMK) hanya bisa ditetapkan jika
              pertumbuhan  ekonomi  di  wilayah  tersebut  dalam  tiga  tahun  terakhir  lebih  tinggi  daripada
              pertumbuhan  ekonomi  tingkat  provinsi.  Selisih  antara  pertumbuhan  ekonomi  dan  inflasi  di
              wilayah tersebut harus selalu positif dan lebih tinggi dari inflasi provinsi.

              Berdasarkan penghitungan pemerintah dan Dewan Pengupahan Nasional, dari 34 provinsi, yang
              memiliki  upah  minimum  terendah  pada  2022  adalah  Jawa  Tengah,  dengan  nominal  Rp
              1.813.011. Upah minimum tertinggi ada di Jakarta dengan nilai Rp 4.453.724. Namun ada empat
              provinsi  yang  nilai  upah  minimumnya  tidak  naik  atau  sama  dengan  tahun  ini  karena  telah
              melampaui batas. Keempat provinsi itu adalah Sumatera Selatan dengan nominal Rp 3.144.146,
              Sulawesi Utara Rp 3.310.723, Sulawesi Selatan Rp 3.165.876, dan Sulawesi Barat Rp 2.678.863
              per bulan.

              Wakil  Ketua  Dewan  Pengupahan  Nasional,  Adi  Mahfudz,  mengatakan  diskusi  ihwal  upah
              minimum 2022 telah dimulai melalui lembaga kerja sama tripartit yang terdiri atas pemerintah,
              pengusaha, pekerja, dan pihak terkait. Laporan formulasi akhir kenaikan upah minimum telah
              dibagikan kepada pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah daerah.

              Adi  mengatakan  angka  kenaikan  upah  dipengaruhi  oleh  pandemi  Covid-19  yang  memukul
              perekonomian.  Dalam  menghitung  upah  minimum,  kata  dia,  ada  pertimbangan  untuk
              memberikan keringanan pada sektor tertentu, seperti transportasi dan pariwisata yang terkena
              dampak pandemi. “Kami selalu menyarankan, kalau pengusaha itu mampu, tidak ada alasan
              untuk tidak taat. Tapi, jika cash flow tidak memungkinkan, kami meminta hal ini dibicarakan
              dengan serikat pekerja masing-masing,” ujarnya.

              Menurut Adi, pengusaha yang tidak mampu memenuhi kenaikan upah minimum akibat pandemi
              boleh menetapkan di bawah standar, tapi harus dibuktikan dengan syarat tertentu. “Misalnya
              dalam dua tahun berturut-turut perusahaan ini merugi. Ini harus didiskusikan lebih dulu antara
              pengusaha dan serikat pekerja, lalu kesepakatannya dilaporkan ke pemerintah.”

              Namun kenaikan upah minimum sebesar 1,09 persen tersebut sangat jauh dari hitungan pekerja.
              Sejumlah  serikat  pekerja  mendesak  kenaikan  upah  minimum  sebesar  7-10  persen.  Presiden
              Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek), Mirah Sumirat, menyatakan kecewa atas hasil penghitungan
              pemerintah dan Dewan Pengupahan. “Angka 1,09 persen itu sama saja seperti tidak naik gaji,”
              ucapnya.



                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85