Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2020
P. 10
politik soal reshuffle akan mengganggu sekali kinerja penanganan Covid-19," kata Arya. * egi
adyatama
PRESIDEN Joko Widodo marah dan menyatakan akan melakukan reshuffle karena para
pembantunya tak bekerja dengan baik pada masa pan-demi Covid-19. la melontarkan
amarahnya dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 18 Juni lalu.
Pernyataan itu baru diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden pada Ahad lalu, atau
sepuluh hari setelah rapat itu. Berikut ini poin-poin pidato Jokowi:
1. Kesadaran terhadap krisis yang rendah. Presiden geram lantaran dalam suasana krisis masih
ada menterinya yang bekerja secara biasa. Jokowi menganggap situasi krisis mengharuskan
pembantunya bekerja ekstra.
2. Belanja Kementerian Kesehatan sangat lambat. Jokowi mencontohkan anggaran sektor
kesehatan untuk penanganan wabah mencapai Rp 75 triliun. Namun, per pertengahan Juni
lalu, baru 1,53 persen yang dibelanjakan. Presiden meminta Menteri Kesehatan menggenjot
pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesialis, tenaga medis, dan pengadaan alat
kesehatan.
3. Bantuan sosial tersendat. Jokowi meminta Kementerian Sosial mempercepat penyaluran
bantuan dan menyelesaikan hambatan di lapangan. Penyaluran bantuan dinilai Jokowi
berjalan lambat karena belum mencapai 100 persen.
4. Bantuan usaha kecil belum optimal. Jokowi menganggap bantuan usaha kecil dan mikro
harus menjadi perhatian utama lantaran menjadi salah s'atu sektor yang terkena dampak
pandemi.
5. Stimulus sektor padat karya. Selain usaha kecil, Jokowi menuturkan industri manufaktur dan
padat karya belum mendapat prioritas stimulus perekonomian. Stimulus dianggap penting
untuk meredam gelombang pemutusan hubungan kerja.
6. Perpu dan reshuffle. Jokowi mengatakan, demi mempercepat penanganan krisis, ia siap
menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang. la juga berpikir untuk
membubarkan lembaga dan merombak kabinet.
TEKS: ROBBY IRBWY
caption:
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat konferensi pers
perihal virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, 2 Maret lalu.
9