Page 24 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2020
P. 24

"Jaksa Agung harus di-reshujffle. karena kami menilai sudah mengangkangi hukum, tidak patuh
              hukum, dan tidak memberi kepastian hukum dalam kasus pembunuhan di Bengkulu yang diduga
              dilakukan Novel Baswedan (penyidik senior KPK)," kata Neta kepada Warta Kota, Senin (29/6).



              NETA MINTA JAKSA AGUNG JADI PRIORITAS RESHUFFLE
              Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW). Neta S Pane. menilai bahwa Jaksa Agung. ST
              Burhanuddin,  harus  menjadi  prioritas  reshuffle  yang  akan  dilakukan  Presiden  Joko  Widodo
              (Jokowi) dalam waktu dekat.

              "Jaksa Agung harus di-reshujffle. karena kami menilai sudah mengangkangi hukum, tidak patuh
              hukum, dan tidak memberi kepastian hukum dalam kasus pembunuhan di Bengkulu yang diduga
              dilakukan Novel Baswedan (penyidik senior KPK)," kata Neta kepada Warta Kota, Senin (29/6).

              Menurut  Neta,  dalam  butir  dua  putusan  majelis  prap-radilan  PN  Bengkulu  No:02/
              P1D.PRA/2016/PN  Bgl  tgl  4  April  2019  dinyatakan  bahwa  Surat  Ketetapan  Penghentian
              Penuntutan No:B.03/N.7.10/ Ep. 1/02/2016 tgl 22 Fcb 2016 yang dikeluarkan kejaksaan tidak
              sah  dan  tidak  mempunyai  kekuatan  hukum  mengikat  Sehingga  di  butir  empat,  majelis
              prapradilan  memerintahkan  untuk  menyerahkan  BAP  No  31/Pid.B/2016/PN.Bgl  atas  nama
              terdakwa Novel bin Salim Baswedan kepada Ketua PN Bengkulu dan melanjutkan penuntutan
              perkara atas nama terdakwa Novel bin Salim Baswedan.

              "Namun putusan majelis praperadilan tidak digubris dan dilaksanakan Jaksa Agung. Sebagai
              pimpinan kejaksaan. Jaksa Agung tidak memberikan contoh yang baik dan tidak menghargai
              majelis hakim," terang Neta.

              Selain Jaksa Agung. Neta menilai bahwa ada 12 menteri yang harus di-reshuffle. "12 menteri
              itu di antaranya Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang seharusnya bisa menggerakkan
              ekonomi rakyat lewat terobosan UKM." Jelas Neta.

              "Lalu. Menkumham yang membuat kegaduhan dengan melepaskan ribuan napi. Lalu, Menpora
              dan Menteri Pariwisata yang tak terdengar suaranya, Menteri Perdagangan untuk mengatasi
              mafia perdagangan gula saja tak berdaya, Menaker, karena mengizinkan TKA China masuk di
              tengah pademi Covid 19," papar Neta.

              "Mensos juga, karena tak mampu mengkoordinasikan bansos. Menteri Kominfo pun tak jelas
              kiprahnya saat pademi Covid-19. Ini harus jadi momentum Presiden Jokowi untuk mengevaluasi
              menteri, agar pemerintahannya bisa berlari kencang membangun negeri ini," tambahnya, (bum)


























                                                           23
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29