Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2020
P. 74

EKONOM INDEF WANTI-WANTI PEMERINTAH SOAL POTENSI PHK GELOMBANG
              KEDUA

              Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani  , JAKARTA  - Institute for Development of
              Economics and Finance (INDEF) mewanti-wanti pemerintah terkait adanya potensi Pemutusan
              Hubungan Kerja (PHK) gelombang kedua di masa pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini.

              Menurut Ekonom Indef Bhima Yudhistira, potensi PHK gelombang kedua tersebut bisa terjadi
              apabila pemerintah tidak memberikan stimulus kepada korban PHK atau stimulus yang tidak
              tepat sasaran.

              Bhima mengatakan, stimulus yang diberikan kepada korban PHK diharapkan bisa meningkatkan
              daya beli masyarakat.

              Namun yang disayangkan, Bhima mengatakan saat ini pemerintah justru memberikan stimulus
              kepada korporasi atau perusahaan.
              "Bagaimana caranya ide-ide besar harus hadir mulai dari dibalik, bahwa stimulus 80 persen
              bukan  untuk  korporat,  namun  langsung  masuk  kepada  mereka  yang  menjadi  korban  PHK,
              kepada  UMKM  untuk  modal  kerja  dan  lain-lain,"  katanya  saat  Diskusi  Publik  Bravos  Radio
              Indonesia, Senin (29/6/2020).
              "Tapi karena kabinetnya atau tim ekonominya tunduk pada disaster kapitalism, sehingga apa
              yang diminta oleh para corporate-corporate yang rakus ini kemudian semuanya dituruti," lanjut
              Bhima.

              Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 5 persen akan sulit dalam kurun 2-3
              tahum ke depan.

              "Yang jelas kita tidak bisa berada pada kurva berbentuk V. Apalagi berbentuk huruf V seperti
              pada logo Nike. Terlebih kalau kita melihat setelah krisis tahun 98 itu kita kurvanya berbentuk
              huruf L. Jadi sebelum 98 ekonomi bisa tumbuh 6-7 persen, pasca 98 kurvanya berbentuk L,"
              tutur Bhima.

              Sekarang  yang  menjadi  permasalahan,  di  tengah  situasi  pandemi  ada  krisis  ekonomi  dan
              kesehatan.

              Lebih  lanjut,  Bhima  menekankan  bahwa  banyak  oknum-oknum,  korporat  dan  juga  pejabat
              pemerintah selalu bilang bahwa krisis ini terjadi karena pandemi.

              "Kenapa tujuannya itu, karena watak dari disaster capitalism atau kapitalis bencana. Itu juga
              muncul pada waktu krisis tahun 98 dengan kasus BLBI. Waktu krisis tahun 2008 muncul dengan
              skandal Bank Century. Tahun 2020 karyanya makin banyak lagi. Jadi korporasi makin banyak
              yang antri untuk minta stimulus yang menurut saya ngga logic," ungkap Bhima..
















                                                           73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79