Page 115 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 115
Sementara itu Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI), Hermanto
Achmad menyoroti isu yang sama.
Dimana saat ini pencairan JHT sangat mudah dan banyak diantara pekerja yang menggunakan
modus seolah-olah PHK untuk dapat melakukan klaim.
"Sehingga hal ini cenderung tidak sesuai dengan filosofi jaminan sosial yang sejak awal menjadi
harapan bagi seluruh pekerja Indonesia untuk memiliki hari tua yang terjamin," tegasnya.
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban pada
kesempatan yang sama meminta mekanisme pencairan JHT dikembalikan ke konsep UU nomor
24 tahun 2011 seperti praktek yang berlaku internasional berupa old saving.
"Dana yang disimpan di BPJS Ketenagakerjaan itu sebenarnya adalah dana ketahanan untuk
pembangunan ekonomi. Ketika Jaminan Hari Tua diubah maknanya menjadi jaminan hari terjepit
karena bisa diambil setelah dipecat, memang menjadi hilang filosofinya. Apakah dikembalikan
(aturannya) ke undang-undang sebelumnya, itu mungkin juga masih perlu diskusi untuk lebih
lanjut," tuturnya.
Elly juga menitikberatkan pada manfaat program Jaminan Pensiun (JP) yang masih sangat kecil
yaitu Rp300 ribu hingga Rp3,6 juta per bulan.
Ia menyayangkan sejak program tersebut dijalankan sejak tahun 2015 hingga saat ini, belum
dilakukan peninjauan kembali terkait besaran iurannya.
"Saya berharap peninjauan dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali sesuai ketentuan agar manfaat
yang diterima peserta maksimal," pintanya.
Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Papua (Banuspa), Toto Suharto
menekankan, jaminan sosial ketenagakerjaan adalah program yang wajib dimiliki.
Menurutnya, bergabung dalam kepesertaan BPJAMSOSTEK tak hanya menimbulkan ketenangan
bagi yang bersangkutan, akan tetapi juga untuk keluarga.
Oleh karena itu, ia berharap seluruh tenaga kerja di Indonesia memanfaatkan program ini
dengan baik.
"Kita lihat, negara selalu hadir bagi setiap warganya, termasuk bagi peserta BPJAMSOSTEK.
Maka dari itu kita imbau seluruh tenaga kerja memanfaatkan program ini dengan baik. Saya juga
berharap, tidak ada rekayasa dalam upaya klaim JHT," tegasnya.
"Karena kita tahu, JHT adalah program jangka panjang yang bisa menjamin kelayakan hidup
bagi kita ketika memasuki hari tua dan masa purnabakti," tutup Toto Suharto.
114