Page 134 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 134

KEMNAKER: SINERGI MANFAAT JHT DAN JKP

              Kementerian Ketenagakerjaan memastikan bahwa manfaat program JHT sebagaimana diatur
              dalam Permenaker 19/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan
              Hari Tua, masih tetap berlaku. Adapun manfaat program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
              baru  akan  diimplementasikan  pada  tahun  2022  dan  perlu  dimonitor,  serta  dievaluasi
              pelaksanaannya sebelum manfaat JHT dikembalikan sesuai amanat UU dan filosofinya.

              "Sampai  saat  ini,  Kemnaker  berpandangan  bahwa  Permenaker  19/2015  terkait  manfaat  JHT
              masih relevan, mengingat saat ini situasi dan kondisi ketenagakerjaan masih dihadapkan pada
              dampak pandemi Covid-19," kata Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri, melalui
              Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Selasa (5/10/2021) Lebih lanjut, Dirjen Putri menjelaskan
              bahwa secara filosofis, JHT merupakan program jaminan sosial jangka panjang (long-term) yang
              menjadi  jaring  pengaman  pekerja/buruh  ketika  memasuki  masa  pensiun,  pekerja  tidak  bisa
              bekerja kembali karena cacat total tetap sebelum pensiun, atau meninggal dunia. Sedangkan
              jaring pengaman yang bersifat short term, dalam hal ini berhenti bekerja, saat ini sudah tersedia
              program JKP.
              Sebagaimana  diketahui  bahwa  dalam  Permenaker  19/2015,  manfaat  JHT  bagi  peserta  yang
              berhenti  bekerja  dapat  dibayarkan  sekaligus  setelah  melewati  masa  tunggu  1  (satu)  bulan.
              Adanya manfaat JKP ditujukan untuk memberikan jaring pengaman bagi pekerja yang berhenti
              bekerja.  Sehingga,  manfaat  JHT  yang  diterima pekerja  di  masa  pensiun  nanti  menjadi  lebih
              besar.

              Jikapun  peserta  ingin  mengambil  manfaat  JHT  sebelum  pensiun,  dimungkinkan  jika  telah
              menjadi peserta minimal 10 tahun dan manfaat yang diambil pun maksimal 30 persen dari jumlah
              JHT yang bersangkutan.

              "Oleh sebab itu, saat ini kami sedang mengkaji manfaat JHT untuk dikembalikan kepada filosofi
              dan sesuai amanat UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Hal ini juga
              sebagai upaya agar antar satu program jamsos dengan yang lain saling harmonis dan sinergis
              dalam memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh," jelasnya.

              Lebih dari itu, program JHT juga memiliki manfaat tambahan lainnya atau sering disebut MLT.
              MLT  JHT  saat  ini  dikhususkan  untuk  membantu  perumahan  bagi  pekerja/buruh.  Manfaat
              tambahan semata-mata juga merupakan upaya mengatasi masalah backlog perumahan yang
              menjadi concern Pemerintah.

              "Pemerintah terus berupaya agar seluruh program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan benar-benar
              memberi  manfaat  bagi  pesertanya.  Kami  terus  mendorong  BPJS  Ketenagakerjaan  untuk
              berinovasi  dalam  mengembangkan  manfaat,  pelayanan,  maupun  cakupan  kepesertaan.
              Pemerintah  tentu  sangat  berharap  agar  seluruh  manfaat  Jaminan  Sosial  dapat  benar-benar
              memberikan pelindungan dan kesejahteraan bagi pekerja/buruh," ujarnya.

              [hhw].














                                                           133
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139