Page 138 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 138

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (28/9/2021), Dirjen Pembinaan
              Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Kementerian  Ketenagakerjaan  Indah  Anggoro  Putri
              mengatakan bahwa peningkatan angka klaim JHT, salah satunya disebabkan oleh banyaknya
              pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

              Selain itu, pihaknya mendapati adanya pergeseran filosofi dari program JHT yang seharusnya
              dinikmati  ketika  memasuki  hari  tua  atau  masa  pensiun,  namun  banyak  pekerja  yang  justru
              mencairkan saldo JHT setelah PHK.

              Hal ini juga didasari oleh Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 19 Tahun 2015 yang memungkinkan bagi para pekerja
              untuk melakukan klaim JHT 1 bulan setelah mengalami PHK.

              Namun  saat  ini,  Kemnaker  sedang  melakukan  revisi  terhadap  Permenaker  tersebut  untuk
              mengembalikan kepada filosofi program JHT yang seharusnya.

              "Kami  merevisi  Permenaker  Nomor  19  tersebut,  kami  kembalikan  kepada  filosofi  JHT,  yaitu
              benar-benar sebagai tabungan di masa tua sebagai amanat yang tertera dalam Undang-Undang
              Nomor 40 Tahun 2004 dan juga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2015," kata Indah,
              dikutip dari siaran pers, Selasa (5/10/2021).

              Sejalan  dengan  hal  tersebut,  Direktur  Pelayanan  BPJAMSOSTEK  Roswita  Nilakurnia  juga
              memaparkan  data  klaim  JHT  dalam  kurun  waktu  Desember  2020  hingga  Agustus  2021.  Dia
              membenarkan bahwa selama masa pandemi terjadi kenaikan jumlah klaim jika dibandingkan
              tahun-tahun sebelumnya.

              Hingga  Agustus  2021,  tercatat  1,49  juta  kasus JHT dengan  penyebab klaim  didominasi oleh
              pengundurkan diri dan PHK. Selain itu, mayoritas nominal saldo JHT yang diklaim adalah dibawah
              Rp10 juta dan rentang umur peserta paling banyak di bawah 30 tahun di mana merupakan usia
              produktif bekerja.
              Sementara  itu,  Sekjen  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (K-SPSI)  Hermanto
              Achmad  juga  menyoroti  isu  yang  sama.  Saat  ini,  pencairan  JHT  sangat  mudah  dan  banyak
              diantara  pekerja  yang  menggunakan  modus  seolah-olah  PHK  untuk  dapat  melakukan  klaim,
              sehingga hal ini cenderung tidak sesuai dengan filosofi jaminan sosial yang sejak awal menjadi
              harapan bagi seluruh pekerja Indonesia untuk memiliki hari tua yang terjamin.

              Dalam kesempatan yang sama, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI)
              Elly Rosita Silaban menambahkan agar mekanisme pencairan JHT dikembalikan ke konsep UU
              Nomor 24 Tahun 2011, seperti praktik yang berlaku internasional berupa old saving.

              "Dana yang disimpan di BPJS Ketenagakerjaan itu sebenarnya adalah dana ketahanan untuk
              pembangunan ekonomi. Ketika Jaminan Hari Tua diubah maknanya menjadi jaminan hari terjepit
              karena bisa diambil setelah dipecat, memang menjadi hilang filosofinya. Apakah dikembalikan
              [aturannya] ke undang-undang sebelumnya, itu mungkin juga masih perlu diskusi untuk lebih
              lanjut," tutur Elly.

              Elly juga menitikberatkan pada manfaat program Jaminan Pensiun (JP) yang masih sangat kecil,
              yaitu Rp300.000 hingga Rp3,6 juta per bulan.
              Dirinya pun menyayangkan sejak program tersebut dijalankan sejak 2015 hingga saat ini, belum
              dilakukan peninjauan kembali terkait besaran iurannya. Elly berharap peninjauan dapat dilakukan
              setiap 3 tahun sekali sesuai ketentuan agar manfaat yang diterima peserta maksimal.

              Sumber : bisnis.com.

                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143