Page 150 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 150

KEMENAKER TEGASKAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA TETAP BERLAKU

              Kementerian Ketenagakerjaan memastikan bahwa manfaat program JHT sebagaimana diatur
              dalam Permenaker 19/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan
              Hari Tua, masih tetap berlaku.

              Adapun manfaat program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) baru akan diimplementasikan
              pada tahun 2022 dan perlu dimonitor, serta dievaluasi pelaksanaannya sebelum manfaat JHT
              dikembalikan sesuai amanat UU dan filosofinya.

              "Sampai  saat  ini,  Kemnaker  berpandangan  bahwa  Permenaker  19/2015  terkait  manfaat  JHT
              masih relevan, mengingat saat ini situasi dan kondisi ketenagkerjaan masih dihadapkan pada
              dampak  pandemi  COVID-19,"  kata  Dirjen  PHI  dan  Jamsos  Kemnaker,  Indah  Anggoro  Putri,
              melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Selasa (5/10) Putri menjelaskan, secara filosofis, JHT
              merupakan program jaminan sosial jangka panjang (long-term) yang menjadi jaring pengaman
              pekerja/buruh ketika memasuki masa pensiun, pekerja tidak bisa bekerja kembali karena cacat
              total tetap sebelum pensiun, atau meninggal dunia. Sedangkan jaring pengaman yang bersifat
              short term, dalam hal ini berhenti bekerja, saat ini sudah tersedia program JKP.

              Sebagaimana  diketahui  bahwa  dalam  Permenaker  19/2015,  manfaat  JHT  bagi  peserta  yang
              berhenti  bekerja  dapat  dibayarkan  sekaligus  setelah  melewati  masa  tunggu  1  (satu)  bulan.
              Adanya manfaat JKP ditujukan untuk memberikan jaring pengaman bagi pekerja yang berhenti
              bekerja.  Sehingga,  manfaat  JHT  yang  diterima pekerja  di  masa  pensiun  nanti  menjadi  lebih
              besar.

              Jika peserta ingin mengambil manfaat JHT sebelum pensiun, dimungkinkan jika telah menjadi
              peserta minimal 10 tahun dan manfaat yang diambil pun maksimal 30 persen dari jumlah JHT
              yang bersangkutan.

              "Oleh sebab itu, saat ini kami sedang mengkaji manfaat JHT untuk dikembalikan kepada filosofi
              dan sesuai amanat UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Hal ini juga
              sebagai upaya agar antar satu program jamsos dengan yang lain saling harmonis dan sinergis
              dalam memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh," jelasnya.

              Lebih dari itu, program JHT juga memiliki manfaat tambahan lainnya atau sering disebut MLT.
              MLT  JHT  saat  ini  dikhususkan  untuk  membantu  perumahan  bagi  pekerja/buruh.  Manfaat
              tambahan  semata-mata  juga  merupaya  upaya  mengatasi  masalah  backlog  perumahan  yang
              menjadi concern Pemerintah.

              "Pemerintah terus berupaya agar seluruh program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan benar-benar
              memberi  manfaat  bagi  pesertanya.  Kami  terus  mendorong  BPJS  Ketenagakerjaan  untuk
              berinovasi  dalam  mengembangkan  manfaat,  pelayanan,  maupun  cakupan  kepesertaan.
              Permerintah  tentu  sangat  berharap  agar  seluruh  manfaat  Jaminan  Sosial  dapat  benar-benar
              memberikan pelindungan dan kesejahteraan bagi pekerja/buruh," ujarnya.

              [azz].













                                                           149
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155