Page 160 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 160

KEMNAKER PASTIKAN PROGRAM JHT MASIH BERLAKU

              KEMENTERIAN Ketenagakerjaan memastikan manfaat program Jaminan Hari Tua (JHT) masih
              tetap berlaku seperti yang diatur dalam Permenaker 19/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
              Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.

              Manfaat program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) baru akan diimplementasikan pada 2022
              dan perlu dimonitor, serta dievaluasi pelaksanaannya sebelum manfaat JHT dikembalikan sesuai
              amanat UU dan filosofinya.

              "Sampai  saat  ini,  Kemnaker  berpandangan  bahwa  Permenaker  19/2015  terkait  manfaat  JHT
              masih relevan, mengingat saat ini situasi dan kondisi ketenagkerjaan masih dihadapkan pada
              dampak pandemi covid-19," ujar Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
              Sosial Kemnaker Indah Anggoro Putri melalui siaran pers, Selasa (5/10).

              Dia menjelaskan, secara filosofis, JHT merupakan program jaminan sosial jangka panjang (long-
              term) yang menjadi jaring pengaman pekerja/buruh ketika memasuki masa pensiun, pekerja
              tidak bisa bekerja kembali karena cacat total tetap sebelum pensiun, atau meninggal dunia.
              Sedangkan jaring pengaman yang bersifat short term, dalam hal ini berhenti bekerja, saat ini
              sudah tersedia program JKP.

              Berdasarkan  Permenaker  19/2015,  manfaat  JHT  bagi  peserta  yang  berhenti  bekerja  dapat
              dibayarkan  sekaligus  setelah  melewati  masa  tunggu  1  (satu)  bulan.  Adanya  manfaat  JKP
              ditujukan  untuk  memberikan  jaring  pengaman  bagi  pekerja  yang  berhenti  bekerja.  Dengan
              demikian, manfaat JHT yang diterima pekerja di masa pensiun nanti menjadi lebih besar.

              Jikapun  peserta  ingin  mengambil  manfaat  JHT  sebelum  pensiun,  dimungkinkan  jika  telah
              menjadi peserta minimal 10 tahun dan manfaat yang diambil pun maksimal 30% dari jumlah
              JHT yang bersangkutan.

              "Oleh sebab itu, saat ini kami sedang mengkaji manfaat JHT untuk dikembalikan kepada filosofi
              dan sesuai amanat UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Hal ini juga
              sebagai upaya agar antarsatu program jamsos dengan yang lain saling harmonis dan sinergis
              dalam memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh," jelas Indah.

              Selain  itu,  program  JHT  juga  memiliki  manfaat  tambahan  lainnya  (MLT).  MLT  JHT  saat  ini
              dikhususkan untuk membantu perumahan bagi pekerja/buruh. Manfaat tambahan semata-mata
              juga merupaya upaya mengatasi masalah backlog perumahan yang menjadi fokus pemerintah.

              "Pemerintah terus berupaya agar seluruh program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan benar-benar
              memberi  manfaat  bagi  pesertanya.  Kami  terus  mendorong  BPJS  Ketenagakerjaan  untuk
              berinovasi dalam mengembangkan manfaat, pelayanan, maupun cakupan kepesertaan," imbuh
              Indah.

              "Pemerintah  tentu  sangat  berharap  agar  seluruh  manfaat  Jaminan  Sosial  dapat  benar-benar
              memberikan pelindungan dan kesejahteraan bagi pekerja/buruh," pungkasnya. (E-3)














                                                           159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165