Page 62 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2019
P. 62
"Misalnya Bahasa Inggris saja masih harus ditambah. Walaupun anak-anak sekolah
dasar saja sudah ada pelajaran Inggris. Tapi ternyata ketika lulus sekolah, Bahasa
Inggris belum cukup bagi user," ujarnya.
Pelatihan CPMI di Yogyakarta diikuti sebanyak 64 orang dari berbagai daerah, yang
dibagi tiga kompetensi. Yaitu 32 CPMI jurusan Bahasa Inggris sebanyak 2 kelas
yang terdiri dari 16 orang rencana penempatan ke Malaysia dan 13 orang ke
Polandia serta 3 orang ke Hotel Holiday, Doha dan Qatar.
Pelatihan keterampilan kejurusan Juru Las SMAW 3 G (welder), yang terdiri dari 16
orang penempatan Malaysia. Sementara itu, 16 orang masuk keterampilan Kejuruan
Penyiapan Produk Roti dan Pattiserue. "CPMI akan mendapatkan pelatihan Bahasa
Inggris, skill Las, kemudian juru roti. Mereka juga mendapat bekal attitude selama
satu bulan ke depan," ucapnya.
Pelatihan CPMI berbasis Kompetensi dibebankan pada dana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) Dekonsentrasi tahun anggaran 2019. "Bahwa seluruh
biaya yang dikeluarkan dalam pelatihan ini, itu ditanggung 100 persen oleh APBN.
Dan termasuk transport peserta akan disediakan," tuturnya.
Seriulina menambahkan, kompetensi CPMI harus menjadi harga mati. Karena kalau
Indonesia tidak memiliki kompetensi, maka akan kalah saing dengan tenaga asing.
Oleh karena itu, pelatihan tersebut menjadi konsen bagi pemerintah.
"Harus kita sinergikan. Semakin kompetensi kita tinggi, semakin tinggi daya tawar
kita. Yang nantinya akan berdampak kepada permintaan gaji," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY,
Andung Prihadi Santoso mengatakan, akan memberi sinergi dan mendukung
pelatihan tersebut. "Kami bersinergi membantu, kenapa? Karena BNP2TKI
membantu mencari pekerjaan untuk mengurangi pengangguran. Pelatihan inikan
juga untuk membangun kemampuan mereka yang ingin bekerja sesuai minatnya.
Sehingga lebih banyak lagi orang-orang yang bekerja formal," imbuh Andung.
Page 61 of 86.