Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 JANUARI 2020
P. 41
Secara faktual, perjuangan untuk mewujudkan pekerjaan layak untuk semua hingga
kini masih cukup berat. Hal ini mengingat target pemenuhan itu sejatinya tidak
hanya untuk pekerjaan formal yang jumlahnya hanya 2/5 (44,28%) dari seluruh
tenaga kerja di Tanah Air. Pekerjaan layak juga perlu diwujudkan pada pekerjaan
informal, yang justru merupakan pekerja terbanyak (55,72%).
Dengan upah per jam juga dikhawatirkan buruh kurang memiliki kesempatan untuk
pengembangan diri dan turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di tempat
bekerja sebab untuk upaya pengembangan diri diperlukan peningkatan keterampilan
dan pengembangan karier sehingga mereka tidak selamanya terjebak dalam
pekerjaan kerah biru (blue collar).
Maka atas dasar itu diperlukan rencana matang dalam penyusunan draf omnibus
law ketenagakerjaan agar tidak mencederai kesejahteraan buruh. Dalam konteks
itu, ketiga pilar, yakni pemerintah, buruh, dan dunia usaha barangkali perlu duduk
bersama untuk penyempurnaan penyusunan draf yang sekaligus diharapkan dapat
mnghentikan ulur-tarik antara buruh dan dunia usaha, terutama dalam soal jam
kerja, upah, dan pesangon.
Secara faktual, upaya peningkatan kesejahteraan buruh, khususnya dalam hal
pendapatan dan pengembangan karier, tidak hanya untuk mewujudkan pekerjaan
layak, tetapi juga menjadi bagian penting dari peta jalan keluar jeratan kelas
menengah (middle income trap).
Page 40 of 203.