Page 169 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 169

Kantor Perwakilan CECC di Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Taiwan sudah berkomunikasi
              dengan otoritas di Indonesia terkait masalah tersebut. Taiwan meminta Indonesia meningkatkan
              akurasi  tesnya.  Namun,  belum  ada  tindak  lanjut  dari  pemerintah  Indonesia.  CECC  bahkan
              menawarkan melakukan pendampingan untuk tes Covid-19 di Indonesia. ''Tapi, mereka (otoritas
              di Indonesia, Red) merasa sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Belum ada kata sepakat,''
              terang  Chen.  Sampai  Indonesia  memperbaiki  cara  pengujiannya,  Taiwan  akan  terus
              menangguhkan masuknya PMI.

              Ada sekitar 250 ribu pekerja migran Indonesia di Taiwan. Mayoritas bekerja sebagai pekerja
              domestik atau pembantu rumah tangga. Untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja
              migran, pemerintah Taiwan menawarkan subsidi pada penduduk yang mau memakai pekerja
              lokal. Mereka juga bisa menggantinya dengan pekerja asal Vietnam, Filipina, ataupun Thailand.
              Syaratnya hanya melakukan sertifikasi ulang pada usulan kontrak kerjanya.

              Taiwan  selama  ini  memang  dikenal  sebagai  negara  yang  mampu  menekan  angka  penularan
              Covid-19.  Dilansir  Taiwan  News,  sejak  virus  SARS-CoV-2  kali  pertama  muncul,  Taiwan  telah
              melakukan tes Covid-19 pada 116.235 penduduk dan sebanyak 114.168 negatif. Dari 742 kasus
              positif di negara tersebut, sebanyak 650 adalah kasus impor atau berasal dari luar negeri. Hingga
              kemarin, hanya 7 orang yang meninggal karena Covid-19. Sebanyak 611 pasien sudah sembuh
              dan keluar dari rumah sakit. Hanya 124 pasien yang masih dirawat.

              Sementara  itu,  keputusan  Taiwan  tersebut  direspons  cepat  oleh  Badan  Pelindungan  Pekerja
              Migran  Indonesia  (BP2MI).  Kepala  BP2MI  Benny  Rhamdani  mengaku  telah  memanggil
              perwakilan  Taiwan  di  Indonesia,  Taipei  Economic  and  Trade  Office.  ''Kami  mencoba
              mengklarifikasi informasi tersebut. Mudah-mudahan ini bukan politis, tapi benar-benar medis,''
              ujarnya kemarin (17/12).

              Sebab, menurut Benny, belum diketahui secara pasti sumber penularan dari para PMI tersebut.
              Apakah dari dalam negeri atau ketika berada di sana. Terlebih, sebelum keberangkatan, para
              PMI wajib menjalani tes swab PCR guna memastikan kondisi mereka. ''Itu diperiksa di bandara
              sebelum keberangkatan dan saat mereka datang di sana,'' ungkapnya.

              Benny menekankan, BP2MI mengeluarkan surat edaran (SE) mengenai kewajiban tes PCR itu
              sejak 9 September. Jauh sebelum otoritas Taiwan mengeluarkan ketentuan untuk swab PCR. SE
              itu pun telah disosialisasikan kepada perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI).
              Karena  itu,  pihaknya  membentuk  tim  khusus  untuk  mengusut  masalah  tersebut.  ''Kami
              sampaikan kepada Taiwan, kami tidak main-main. Indonesia serius menangani Covid-19 karena
              keselamatan PMI adalah yang utama,'' tegasnya.

              Meski begitu, Benny tak menutup kemungkinan ada kecurangan dari pemberangkatan. Karena
              itu, tim juga akan mengusut tuntas potensi tersebut. Selain itu, SE mengenai kewajiban PCR
              bakal  direvisi.  Dia  akan  menyertakan  sanksi  bagi  P3MI  yang  tidak  melaksanakan  protokol
              kesehatan, termasuk tes swab sebelum berangkat. BP2MI akan mengusulkan pencabutan surat
              izin usaha perdagangan (SIUP) bagi yang melanggar.

              Sementara  itu,  Direktur  Pembinaan  Penempatan  dan  Pelindungan  Tenaga  Kerja  Luar  Negeri
              (PTKLN)  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  Eva  Trisiana  sangat  menyayangkan
              kebijakan Taiwan tersebut. Kendati begitu, pemerintah dapat memahaminya. Kemenaker telah
              mengambil  langkah-langkah  sebagai  tindak  lanjut.  Pertama,  pihaknya  telah  berkomunikasi
              dengan TETO. Kemudian, Kemenaker melakukan penelusuran atau investigasi terhadap P3MI
              yang telah menempatkan PMI yang dinyatakan positif Covid-19 oleh otoritas Taiwan. ''Investigasi
              dilakukan dengan melibatkan BP2MI dan Kementerian Kesehatan,'' ujarnya. Hal itu dilakukan
              untuk memastikan apakah penempatan P3MI telah sesuai dengan pedoman.




                                                           168
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174