Page 173 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 173
negara yang menjadi tujuan Pekerja Migran Indonesia seperti Uni Emirat Arab, tidak memiliki
satupun regulasi untuk perlindungan pekerja migran yang bekerja di sektor informal. Sehingga
perlindungan yang tegas dan nyata harus diberikan dari dalam negeri.
Ketahanan keluarga pekerja migran Di samping masalah perlindungan bagi pekerja migran baik
dalam proses pemberangkatan, selama bekerja di luar negri, hingga kembali ke tanah air, hal
penting yang tidak boleh luput dari perhatian pemerintah adalah keluarga pekerja migran.
UU 18/2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia secara gamblang menyatakan
bahwa perlindungan meliputi tidak hanya pekerja migran, tetapi juga keluarganya. Tingginya
angka perceraian merupakan salah satu dampak yang tidak diinginkan dari migrasi internasional.
Namun selain itu, ada dampak krusial lainnya yang seharusnya menjadi perhatian dari
pemerintah. Yakni, anak-anak yang ditinggalkan oleh ayah atau ibunya yang bekerja ke luar
negeri.
Ada sebanyak 11,2 juta anak pekerja migran yang ditinggalkan oleh orangtuanya (KPAI, 2016),
dan mengakibatkan dampak yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Banyak anak-anak
yang mengalami permasalahan dengan prestasi belajarnya, gangguan psikologi, terlibat perilaku
berisiko seperti merokok, mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, bahkan tidak sedikit yang
menjadi korban kekerasan seksual.
Kondisi anak-anak yang rapuh menjadikan mereka sebagai sasaran empuk berbagai aktivitas
negatif ditambah lagi kurangnya pengawaan langsung dari pihak orang tua. Tahun 2030-2045
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi di mana 70 persen populasi Indonesia
merupakan penduduk usia produktif dan 11,2 juta anak-anak pekerja migran ini akan menjadi
bagian dari bonus demografi tersebut.
Bonus demografi ini akan menjadi pisau bermata dua, jika bisa dipersiapkan dengan baik dan
matang akan menjadikan Indonesia sebagai bangsa besar dan berkualitas. Namun di sisi lain,
jika pemerintah lenggah dan tidak bisa menciptakan SDM yang berkualitas kelebihan populasi
usia produktif justru akan menjadi beban bagi negara.
Konstitusi sudah menjamin perlindungan keluarga pekerja migran. Jaminan yang memadai dari
negara terhadap keluarga para pahlawan devisa ini akan semakin mengukuhkan ketahanan
keluarga pekerja migran Indonesia. Salah satu dampaknya adalah semakin tenangnya pekerja
migran Indonesia dalam bekerja dan hasilnya pada akhirnya akan kembali dinikmati oleh negara.
Sinergi untuk negeri Migrasi internasional adalah sebuah fenomena global yang tidak dapat
dihindari. Negara-negara yang memiliki masalah dengan rendahnya angka kelahiran dan
tingginya aging society menaruh harapan tinggi pada pekerja migran. Seperti Jepang yang baru
saja mengeluarkan aturan baru terkait imigrasi yang memudahkan persyaratan bagi pekerja
migran untuk bekerja di sektor industri dan menjadi perawat orang tua.
Tantangan besarnya saat ini adalah dampak merebaknya pandemi Covid-19 terhadap
penempatan pekerja migran Indonesia. Saat ini tercatat Taiwan memperpanjang larangan bagi
Pekerja Migran Indonesia untuk masuk ke negara Formosa. Taiwan menemukan pekerja migran
Indonesia positif Covid-19 saat masuk ke negaranya.
Taiwan yang serius dan berhasil dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 menghentikan
masuknya seluruh pekerja Migran Indonesia. Taiwan bahkan memperpanjang larangan ini
karena pemerintah Indonesia dianggap tak serius dalam mengatasi persoalan ini. Namun di sisi
lain, pemerintah Indonesia justru menyalahkan Taiwan sebagai penyebab munculnya positif
Covid-19 pekerja migran Indonesia yang harus melalui karantina.
172