Page 174 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 174

Perbedaan standar tes saat keberangkatan dengan tes di Taiwan juga harus menjadi catatan.
              Keberangkatan ke luar negeri yang bisa dilakukan dengan hanya melakukan rapid test harus
              diubah menjadi tes usap PCR agar hasilnya sesuai standar negara penempatan. Catatannya biaya
              tambahan untuk tes usap PCR harus dibebankan kepada perusahaan penyalur.

              Pandemi Covid-19 ini juga mengharuskan sebuah kebijakan terkait perlindungan bagi Pekerja
              Migran  Indonesia  selama  pandemi.  Komite  Penanggulangan  Covid  dan  Pemulihan  Ekonomi
              Nasional (KCP PEN) harus juga merumuskan kebijakan holistic terhadap perlindungan PMI dari
              persebaran Covid-19.

              Perwakilan Pemerintah RI di luar negeri harus memastikan warga negara Indonesia yang berada
              di  luar  negeri  terlindungi  secara  kesehatan  dan  aktivitas.  Termasuk  diantaranya  rencana
              vaksinasi yang  diadakan  oleh  negara-negara  di mana  tempat  PMI berada,  perlindungan  dari
              kepastian dalam bekerja dan jaminan sosial yang diberikan.

              Perbaikan-perbaikan  dalam  perlindungan  pekerja  migran  Indonesia  secara  fundamental  bisa
              dilakukan dengan beberapa cara.

              Pertama,  mengoptimalkan  implementasi  UU  18/2017  tentang  perlindungan  pekerja  migran
              dengan membuat PP dan Permen turunan dari UU terkait; Kedua, optimalisasi persiapan pekerja
              migran yang akan diberangkatkan dan keluarga yang akan ditinggalkan dengan memangkas
              peran swasta salah satunya dengan mempersiapkan BLK; Ketiga, membebankan placement fee
              kepada calon majikan sehingga yang membutuhkan jasa pekerja migran benar-benar memiliki
              tanggung jawab.

              Keempat, memberdayakan pekerja migran saat masih berada di luar negeri dan setelah kembali
              ke  Indonesia  (purna  migran)  sehingga  dapat  memutus  mata  rantai  pekerja  migran  yang
              bermigrasi  terlalu  lama  di  luar  negeri.  Hal  penting  lainnya  yang  juga  perlu  dipertimbangkan
              adalah meningkatkan skill dan profesionalisme pekerja Indonesia yang dikirimkan ke luar negeri,
              sehingga dapat menaikkan bargaining position pekerja Indonesia.

              Sebagaimana diamanatkan dalam UU 18/2017 tentang perlindungan pekerja migran, pekerja
              migran dikategorikan pada tiga tingkatan: high level, middle level dan low level. Selama ini fokus
              negara lebih ke pekerja migran low level, sehingga perlu ada strategi khusus untuk meningkatkan
              level pekerja menjadi middle level.

              Selain  meningkatkan  kemampuan  dan  level  pekerja,  usaha  pemerintah  untuk  membangun
              persepsi postif mengenai pekerja migran salah satunya dengan menjadi Duta Pariwisata juga
              perlu didukung secara penuh. Semenjak diresmikannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun
              2015, banyak SDM Indonesia yang bekerja di negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia
              dan Brunei Darussalam sebagai tenaga kerja profesional (middle and high level). SDM Indonesia
              dikenal sebagai pekerja keras dan berkualitas.

              Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea, dan Taiwan yang mengalami krisis tenaga
              kerja produktif juga mulai membuka pintu bagi tenaga kerja professional dari negara ASEAN,
              termasuk Indonesia. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk lebih mendorong
              kepada pengiriman tenaga kerja profesional ke luar negeri.

              Data dari Oxford Economy mengenai Global Talent 2021 menyebutkan dari 54 persen lulusan
              universitas di dunia negara teratas yang menyumbangkan talen terbanyak adalah Brazil, China,
              India, Indonesia, Mexico, Rusia dan Turki. Di sisi lain, Taiwan, Jepang, Polandia, Italia, Cili dan
              Korea Selatan merupakan negara yang mengalami penurunan talen terbesar di dunia.

              Taiwan,  Jepang  dan  Korea  Selatan  termasuk  tujuan  favorit  bagi  pekerja  dari  Indonesia,
              menyikapi trend yang terjadi terkait kemampuan negara dalam mempersiapkan SDM dan tenaga


                                                           173
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179