Page 43 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 43
"Saya melihat semangat untuk mencari titik temu tidak terwujud di forum tersebut, yang terjadi
malah penegasan kepentingan masing-masing," ujar Willy saat dihubungi, Rabu (15/7).
Jika tak menemui titik temu dengan serikat pekerja, bukan tak mungkin klaster ketenagakerjaan
RUU Cipta Kerja tak kunjung selesai. Willy pun mengusulkan agar klaster tersebut dibahas
terpisah.
"Klaster ketenagakerjaan ini lebih baik dibahas tersendiri saja, tidak perlu ada di RUU Cipta Kerja
ini. Ia masuk ke revisi UU Ketenagakerjaan misalnya," ujar Willy.
Sementara itu, Wakil Ketua Baleg Achmad Baidowi menilai tarik diri KSPI dari tim teknis
merupakan hak mereka. Menurutnya, permasalahan tersebut harus segera diselesaikan oleh
pemerintah.
"Itu hak buruh di tim teknis pemerintah ya. Dan itu ranahnya di pemerintah bukan di Baleg,"
ujar Baidowi.
Diharapkan, serikat pekerja dapat segera satu suara dengan pemerintah terkait RUU Cipta Kerja.
Meskipun klaster ketenagakerjaan yang menuai polemik kan dibahas paling akhir oleh Baleg.
"Terkait klaster ketenagakerjaan nanti akan dibahas dibagian akhir. Jadi masih banyak waktu
untuk ruang diskusi," ujar Baidowi.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan keluar dan
mengundurkan diri dari tim teknis yang membahas omnibus law RUU Cipta Kerja Klaster
Ketenagakerjaan. Tim ini dibentuk Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dengan tujuan
untuk mencari jalan keluar atas buntunya pembahasan klaster ketenagakerjaan.
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, setidaknya ada empat alasan mengapa keputusan untuk
keluar dari tim teknis diambil. "Pertama, tim tidak memiliki kewenangan untuk mengambil
keputusan dan kesepakatan apapun. Tetapi hanya mendengarkan masukan dari masing-masing
unsur," kata Said dalam siaran persnya, Ahad (12/7)..
42

