Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 47

AROGANSI APINDO-KADIN DISINYALIR BIKIN BURUH PECAH, DUKUNGAN
              DATANG KE PENGUSAHA

              JAKARTA  - Arogansi Apindo maupun Kadin disinyalir menjadi penyebab keluarnya sejumlah
              konfederasi  dan  serikat  buruh  dari  tim  teknis  yang  membahas  Omnibus  Law  Rancangan
              Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja dalam unsur tripartit. Namun dukungan datang kepada para
              pengusaha dari Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN).

              Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN), Ristadi mengatakan, bahwa pihaknya tidak
              mengetahui isi draf yang diberikan ke Apindo dan Kadin. Ia menyatakan bahwa setiap kelompok
              konfederasi dan serikat buruh itu memiliki drafnya masing-masing untuk dibahas dalam tim
              teknis tersebut.

              "Draf itu diklaim dari usulan semua serikat atau konfederasi buruh yang ada. Saya bersumpah,
              dari KSPN belum ada pengusulan draf seperti itu." Kata Ristadi dalam konferensi pers di Jakarta,
              Rabu (15/7).

              (   )  Ia mengungkapkan, bahwa sudah ada klarifikasi dari Kadin dan Apindo terkait hal tersebut.
              Dikembalikannya draf tersebut karena Kadin dan Apindo menghormati kelompok konfederasi
              dan serikat buruh lainnya yang berada dalam tim teknis itu.

              "Kalo memaksakan narasi dan pikirannya supaya diikuti orang. Dan Jika tidak diikuti dia keluar,
              itu baru arogan," jelasnya.

              Sambung  dia  menambahkan,  bahwa  pengesahan  RUU  dari  pasal  per  pasal  itu  adalah
              kewenangan  DPR.  Suatu  kekeliruan  besar  jika  berkeinginan  untuk  menjadi  pemutus  dalam
              perundingan undang-undang.

              "Kita ini dalam tim teknis hanya berkewajiban untuk mendorong segala ide-ide dan aspirasi yang
              diinginkan oleh buruh. Keputusannya itu ada di DPR," tegasnya.
              (   )  Semula, tim teknis dibentuk untuk mencari jalan keluar atas buntunya pembahasan klaster
              ketenagakerjaan, termasuk menindaklanjuti kebijakan Presiden Jokowi dan Ketua DPR RI yang
              menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan.

              Dari  unsur  serikat  buruh,  mereka  mewakilkan  15  anggotanya  dalam  tim  teknis  tersebut,  di
              antaranya dari KSPI, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat
              Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), hingga Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan
              Indonesia (FSP Kahutindo).

              (akr).






















                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52