Page 296 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 296

Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen
              Binapenta  dan  PKK)  Suhartono  mengungkapkan  penempatan  PMI  tersebut  dilakukan  oleh
              perseorangan bukan dari Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang telah
              mendapatkan izin dari pemerintah.

              "Penempatan  yang  dilakukan  secara  ilegal  akan  membuat  CPMI  rentan  menjadi  korban
              perdagangan orang, kerja paksa, atau tindak pidana lainnya," ucap Suhartono dalam siaran pers,
              Rabu, 22 Desember 2021.

              Ia menambahkan para calon pekerja imigran tersebut dijanjikan sebagai pekerja rumah tangga
              (domestic workers) dengan diiming-imingi uang saku atau uang tinggal sebesar lima juta hingga
              tujuh juta per orang.

              Adapun penempatan PMI ke negara Arab Saudi, Qatar, dan UEA masih dalam moratorium sejak
              2015 sesuai Kepmenaker Nomor 260 Tahun 2015.

              "Sidak dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat kepada Dit. Bina P2PMI Kemnaker
              yang  meminta  pertolongan  dikarenakan  adanya  dugaan  penempatan  PMI  secara  ilegal,"
              terangnya.

              Direktur Bina P2PMI Rendra Setiawan pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap
              pihak yang menjanjikan pekerjaan di luar negeri dengan upah tinggi.

              "Upayakan mendapatkan informasi yang resmi dari Dinas Ketenagakerjaan setempat atau LTSA,"
              ucap Rendra.













































                                                           295
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301