Page 310 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 310

Pemerintah  Provinsi  DKI  Jakarta  di  bawah  komando  Gubernur  Anies  Rasyid  Baswedan
              memutuskan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  2022  sebesar  Rp  4.641.854/bulan.  Naik  5,11%
              dibandingkan tahun ini, jauh di atas ketetapan pemerintah.

              "Dengan  kenaikan  Rp  225.000/bulan,  maka  saudara-saudara  kita,  para  pekerja,  dapat
              menggunakannya  sebagai  tambahan  untuk  keperluan  sehari-hari.  Yang  lebih  penting  adalah
              melalui kenaikan UMP yang layak ini, kami berharap daya beli masyarakat atau pekerja tidak
              turun," kata Anies dalam siaran pers pekan lalu.

              Tahun lalu pun Jakarta 'membandel'. Saat pemerintah pusat menetapkan UMP naik 0,46%, DKI
              Jakarta memutuskan kenaikan 3,27%.

              Ketika Ibu Kota dipimpin oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kenaikan UMP selalu di
              bawah rata-rata dari pusat. Pada tiga tahun masa kepemimpinan Ahok, UMP naik masing-masing
              10,95%, 10,61%, dan 14,81%. Sementara rata-rata kenaikan UMP dari pemerintah pusat adalah
              16,14%, 13,1%, dan 11,88%.
              Ahok menerima tongkat kepemimpinan di Balai Kota setelah Gubernur Joko Widodo (Jokowi)
              maju dan terpilih menjadi presiden. Masa pemerintahan Jokowi di Jakarta cukup singkat. Namun
              masa kepemimpinan eks Wali Kota Solo itu diwarnai dengan kenaikan UMP yang luar biasa.

              Pada  2012,  Jokowi  menaikkan  UMP  18,54%  saat  pusat  hanya  menaikkan  10,12%.  Setahun
              kemudian lebih sangar lagi, UMP Jakarta meroket 43,87% ketika pemerintah pusat menaikkan
              19,1%.

              Lalu saat Fauzi Bowo alias Foke memimpin, Jakarta cukup patuh dengan arah kenaikan UMP dar
              pusat. Dalam lima tahun masa jabatannya, Foke hanya sekali menaikkan UMP Jakarta di atas
              ketetapan pusat yaitu pada 2011.

              Begitu pula dengan Sutiyoso alias Bang Yos. Selama lima tahun periode kedua masa jabatannya,
              Bang Yos hanya sekali menetapkan UMP naik melebihi arahan dari pusat.

              Putera  Satria  Sambijantoro,  Ekonom  Bahan  Sekuritas,  mencatat  rata-rata  kenaikan  UMP  di
              Jakarta dalam 10 tahun terakhir mencapai 13,3% per tahun. Lebih tinggi dari rata-rata inflasi
              Jakarta (4%) dan produktivitas pekerja (2,8%).

              "Dengan Rp 4,4 juta atau US$ 308 per bulan, upah di Jakarta dan Karawang akan menjadi yang
              tertinggi di ASEAN. Lebih tinggi dari Vietnam (US$ 181/bulan) atau Thailand (US$ 214/bulan),"
              sebut Satria dalam risetnya.

              Kenaikan UMP yang tidak diiringi dengan kenaikan produktivitas, lanjut Satria, akan menjadi
              senjata  makan  tuan  bagi  pasar  tenaga  kerja  di  Tanah  Air.  Pasalnya,  komponen  biaya  akan
              meningkat sementara output tidak mampu mengikuti. Besar pasak daripada tiang.
              Kondisi  ini  akan  berujung  pada  kesulitan  dunia  usaha  untuk  melakukan  ekspansi  dan
              menciptakan lapangan kerja baru. "Kenaikan UMP saat ekonomi dengan sulit, menurut kami,
              hanya  akan  menyebabkan  hambatan  investasi  dan  sulitnya  membuka  lapangan  kerja  baru
              sehingga berdampak negatif terhadap pasar tenaga kerja," tegas Satria.











                                                           309
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315