Page 347 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 347
REVISI UMP DKI, PENGAMAT: UPAYA ANIES RAIH DUKUNGAN BURUH
Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, yang merevisi upah minimum provinsi
(UMP) 2022 menjadi 5,1 persen memunculkan pro kontra. Direktur Eksekutif Indonesia Political
Review, Ujang Komarudin, menilai langkah Anies tersebut arahnya untuk kepentingan politik
Anies pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang. "Arahnya kesana (pilpres 2024)," kata
Ujang kepada Republika, Selasa (21/12).
Ujang memandang melalui kebijakan tersebut Anies ingin mendapatkan dukungan dari kalangan
buruh. Menurutnya kebijakan Anies menaikan upah buruh itu merupakan bagian dari investasi
politik. "Harapannya buruh memihak kepadanya," ujarnya.
Namun demikian, kendati didukung buruh, kebijakan menaikan upah buruh tersebut kini
mendapatkan perlawanan dari para pengusaha. Karena itu menurut Ujang, penting bagi Anies
mengajak wakil para buruh dan pengusaha untuk duduk bersama.
"Memang harus dibicarakan tripatrit. Pemprov, buruh, dan pengusaha. Mesti dicari win-win
solution. Agar tak ada yang dirugikan," imbuhnya.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, merevisi kenaikan UMP DKI Jakarta
menjadi 5,1 persen. Dengan kenaikan 5,1 persen, buruh di DKI akan menerima kenaikan upah
sekitar Rp 225.667.
"Dengan kenaikan Rp 225 ribu per bulan, maka saudara-saudara kita, para pekerja dapat
menggunakannya sebagai tambahan untuk keperluan sehari-hari," kata Anies dalam
keterangannya, Sabtu (18/12) lalu. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz, mengatakan, revisi UMP sepihak oleh Gubernur
Anies berkaitan erat dengan motif politik.
Menurut dia, hal itu jelas terlihat dari keberatan Anies yang bersurat ke Kemenaker sebelumnya.
"Ini jelas (motif Pilpres), waktu itu kan Anies meminta ada formula perubahan ke Kemenaker,
apa kaitannya? tidak ada korelasinya," kata Adi, Senin (20/12).
Sementara itu Wakil Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta bidang
Pengupahan dan Jaminan sosial, Nurzaman, menyoroti revisi kenaikan UMP DKI yang baru
diteken Anies. Menurut dia, pihaknya dan para pengusaha hingga kini sama sekali belum
menerima keputusan gubernur baru yang menyatakan kenaikan UMP DKI menjadi 5,1 persen,
dari sebelumnya 0,85 persen.
"Apabila benar ada revisi dari yang lama, maka kami pengusaha sangat-sangat menyayangkan
sekali atas revisi Pergub itu," kata Nurzaman ketika dihubungi Republika.
Pernyataan Apindo langsung direspons Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said
Iqbal. Said mengecam rencana Apindo untuk menggugat Gubernur Anies Baswedan terkait
kenaikan UMP DKI sebesar 5,1 persen. Said menyebut, rencana Apindo itu bakal membuat buruh
marah dan turun ke jalan secara masif. "KSPI dan buruh Indonesia menyesalkan dan mengecam
rencana Apindo menggugat surat keputusan (SK) Gubernur tentang upah minimum tahun 2022
ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Karena, rencana itu akan menimbulkan eskalasi aksi
buruh yang meluas tidak hanya di DKI, tapi di seluruh Indonesia," kata Said dalam konferensi
pers daring, Senin (20/12).
346