Page 349 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 349

"Dengan  kenaikan  Rp  225  ribu  per  bulan,  maka  saudara-saudara  kita,  para  pekerja  dapat
              menggunakannya  sebagai  tambahan  untuk  keperluan  sehari-hari,"  kata  Anies  dalam
              keterangannya, Sabtu (18/12) lalu.

              Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Ketenagakerjaan, Adi
              Mahfudz,  mengatakan,  revisi  UMP  sepihak  oleh Gubernur  Anies  berkaitan  erat  dengan  motif
              politik.

              Menurut dia, hal itu jelas terlihat dari keberatan Anies yang bersurat ke Kemenaker sebelumnya.
              "Ini jelas (motif Pilpres), waktu itu kan Anies meminta ada formula perubahan ke Kemenaker,
              apa kaitannya? tidak ada korelasinya," kata Adi, Senin (20/12).

              Sementara  itu  Wakil  Ketua  DPP  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  DKI  Jakarta  bidang
              Pengupahan  dan  Jaminan  sosial,  Nurzaman,  menyoroti  revisi  kenaikan  UMP  DKI  yang  baru
              diteken  Anies.  Menurut  dia,  pihaknya  dan  para  pengusaha  hingga  kini  sama  sekali  belum
              menerima keputusan gubernur baru yang menyatakan kenaikan UMP DKI menjadi 5,1 persen,
              dari sebelumnya 0,85 persen.

              "Apabila benar ada revisi dari yang lama, maka kami pengusaha sangat-sangat menyayangkan
              sekali atas revisi Pergub itu," kata Nurzaman ketika dihubungi Republika.

              Pernyataan Apindo langsung direspons Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said
              Iqbal.  Said  mengecam  rencana  Apindo  untuk  menggugat  Gubernur  Anies  Baswedan  terkait
              kenaikan UMP DKI sebesar 5,1 persen. Said menyebut, rencana Apindo itu bakal membuat buruh
              marah dan turun ke jalan secara masif.

              "KSPI  dan  buruh  Indonesia  menyesalkan  dan  mengecam  rencana  Apindo  menggugat  surat
              keputusan (SK) Gubernur tentang upah minimum tahun 2022 ke Pengadilan Tata Usaha Negara
              (PTUN). Karena, rencana itu akan menimbulkan eskalasi aksi buruh yang meluas tidak hanya di
              DKI, tapi di seluruh Indonesia," kata Said dalam konferensi pers daring, Senin (20/12).






































                                                           348
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354